Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Wabah Virus Corona

Bisnis Perhotelan dan Penginapan Terdampak Pandemi Covid-19, Enam Hotel Dijual Cepat

Dampak pandemi Covid-19 ini sudah menimpa banyak sektor usaha, tak terkecuali hotel, resort dan penginapan.

SHUTTERSTOCK
ILUSTRASI 

TRIBUNJATENG.COM, SEMARANG -- Dampak pandemi Covid-19 ini sudah menimpa banyak sektor usaha, tak terkecuali hotel, resort dan penginapan.

Bagaimana tidak, objek wisata ditutup, akses jalan juga dibatasi, orang tak boleh berkerumun atau ramai-ramai gelar acara pesta, jaga jarak dan seterusnya. Sehingga angka okupansi hotel terjun bebas.

Dari yang biasanya 65-100 persen kini okupansi di bawah 20 persen bahkan tak ada tamu menginap di hotel.

Di wilayah Semarang tercatat sudah ada enam hotel yang dijual akibat pengaruh pandemi Covid 19.

Sedangkan yang berhenti operasi sementara atau merumahkan karyawannya, sudah banyak. Wakil Ketua PHRI Jawa Tengah, Bambang Mintosih, mengatakan, memang sudah banyak hotel dijual tapi pria yang akrab disapa Benk ini enggan menyebutnya karena privasi.

"Di antara 62 hotel berbintang, yang sudah menyatakan diri dijual ada enam hotel. Kalau disebut nama hotelnya nanti saya kesalahan. Ada di kawasan Gajah dan Dipenogoro," kata Bambang Mintosih.

Dijelaskannya, di Kota Semarang berbeda dengan di Bali dan Batam yang terang-terangan menjual hotel secara terbuka.

Para pemilik hotel di Semarang kebanyakan lebih memilih memasarkan hotelnya secara diam-diam. Hal itu untuk menghindari aksi kejahatan seperti penipuan.

"Kalau jual hotel selalu off the record hanya biasanya melalui yang dikuasakan dan personal broadcast. Pembeli juga ditanyakan dulu dapat informasi darimana, core bisnisnya apa? mempunyai Latter of Intent nggak? tidak bisa semata langsung. Kalau hotel dijual sekarang, paling cepat lakunya lima bulan," kata Benk.

Menurut Benk, kondisi saat ini, jika pemilik hotel pintar maka pasti akan memilih menjual dibanding mempertahankan.

Sebab ke depannya peluang bisnis hotel konsep resort atau cottage akan cenderung lebih diminati dan menjadi trend dibanding hotel dengan jarak antar kamar berdekatan.

"Prediksi covid akan lama. Menurut saya ke depan trendnya adalah hotel resort di Kota Semarang ini seperti Patrajasa, cottage atau yang lebih cenderung berjauhan (jarak antar-kamar)," imbuhnya.

Ketika ditanya bagaimana antusias investor untuk membeli hotel di Semarang, Benk mengaku masih belum banyak.

Sebagian masih wait and see dengan kondisi Covid, namun sudah ada beberapa pengusaha asal luar daerah seperti Jepara yang tertarik membeli. Karena kondisi begini justru harga jual dibandrol lebih murah. Sehingga ini peluang investasi jangka panjang.

Benk yang juga pengelola Star Hotel Semarang mengatakan bahwa pandemi Covid sangat berpengaruh besar terhadap bisnis penginapan. Sebanyak 80 persen hotel di Semarang sudah tidak sanggup membayar biaya operasioanal sehinga harus merumahkan karyawan.

Sumber: Tribun Jateng
Halaman 1 dari 3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved