Berita Viral
Viral Keluarga Sugiman Tinggal di Bekas Kandang Sapi, Kisahnya Bikin Wali Kota Salatiga Berempati
Namanya Sugiman. Dia tinggal Gendongan, Kecamatan Tingkir, Kota Salatiga. Kondisi Sugiman sukses membuat warga sekitarnya berempati.
TRIBUNJATENG.COM, SALATIGA - Namanya Sugiman.
Dia tinggal Gendongan, Kecamatan Tingkir, Kota Salatiga.
Kondisi Sugiman sukses membuat warga sekitarnya berempati.
• Beredar Foto Kapal TNI AL KRI Usman Harun-359 Tempel Ketat Kapal Coast Guard China di Utara Natuna
• Innalillahi Wa Innailaihi Rojiun, 3 Pelajar SMA Tewas Kecelakaan Tertabrak Truk, Ini Kronologinya
• Panji Petualang Tangkap Ular King Kobra Raksasa Pembunuh Sapi, Lebih Gede dari Garaga
• Instagram Sora Aoi Dibanjiri Komentar Netizen Indonesia, Pertanyakan Siapa Ayah Anaknya
Pria 57 tahun itu tinggal di sebuah kebun, masuk wilayah RT 1 RW 5.
Diwartawakan kompas.com, Sugiman tinggal bersama Ika Yuliana (32) sang istri dan ketiga anaknya.
Anak tertua berusia 12 tahun, tujuh tahun, dan yang terkecil, lima tahun.
Sugiman mengatakan, tempat tinggalnya saat ini adalah bekas kandang sapi milik orang lain.
"Saya menjaga kebun milik Pak Sukiman dan tinggal di sini sejak enam tahun lalu," ujarnya.
Sebelumnya, dia tinggal di RT 8/RW 3 Gendongan.
Namun karena ada permasalahan keluarga, rumahnya dijual hingga dia pindah ke daerah Noborejo.
Tak lama kemudian, dia kembali ke Gendongan dan menempati bekas kandang sapi yang berada di lahan Sukiman.
Saat pertama menempati, kata Sugiman, tempat tinggalnya tak memiliki dinding.
Perlahan, dia meminta material kepada beberapa tetangga dan mengais di tempat pembuangan.
Saat ini, tempat tinggalnya sudah ada tembok setinggi 50 centimeter dan dindingnya dari anyaman bambu.
Tempat tinggalnya yang berukuran 3x6 meter terbagi atas dua sekat, satu untuk dapur dan amben, dan ruang dalam untuk tidur lima orang.
"Awal-awal penerangan di sini hanya senter."
"Lalu kami menyalur listrik."
"Tapi dicabut, menyalur lagi, lalu dicabut lagi," jelas Sugiman.
Dia mengaku, listrik sangat penting karena untuk belajar anak-anaknya.
Selain itu agar terhindar dari binatang.
"Paling sering masuk sini itu ular, saya menangkap yang berukuran besar sebanyak lima kali."
"Kalau yang kecil-kecil palingan saya halau biar keluar," ungkapnya.
Sugiman mengaku tak memiliki pekerjaan tetap.
"Saya buruh pemetik kelapa, upahnya dua butir untuk satu pohon."
"Tapi sudah satu bulan ini menganggur karena ada corona," jelasnya.
Sementara istrinya kerja membantu di tetangga dengan upah Rp 300 ribu per bulan.
"Yang paling susah disini itu air karena harus mengambil dengan jalan kaki sekitar 300 meter."
"Itu sebenarnya tandon warga Nanggulan untuk menyirami tanaman, tapi kami ambil buat keperluan sehari-hari," terang Sugiman.
Dia mengaku belum pernah mendapat bantuan dari pemerintah.
Padahal dirinya memiliki seluruh syarat administrasi seperti KTP dan KK.
Sugiman mengaku pernah menanyakan hal ini kepada perangkat.
"Namun karena saya tinggal di beda RT dan RW, jadi tidak dapat."
"Termasuk bantuan untuk warga yang terkena dampak corona, saya juga tidak dapat," papar Sugiman.
Terpisah, Wali Kota Salatiga Yuliyanto menugaskan Dinas Sosial untuk melakukan pengecekan.
"Pokoknya tidak boleh ada warga yang tidak mendapat bantuan, apalagi memiliki KTP Salatiga, segera kita tindaklanjuti," ungkapnya.
Sementara Kepala Dinas Sosial Kota Salatiga Rochadi menyampaikan penyaluran bantuan diusulkan oleh RT, RW, dan diteruskan ke Kelurahan dengan diketahui kecamatan.
"Mekanismenya seperti itu, tapi jangan sampai ada yang terlewat."
"Kita sisir lagi untuk yang berhak menerima bantuan," ungkapnya.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "6 Tahun Tinggal di Bekas Kandang Sapi, Sugiman Berharap Bantuan Pemerintah"
• Video DPRD Pati Gelar Audiensi Kejahatan Pedofilia Bocah 5 Tahun
• Silakan Gorok Leher Saya, Biar Saya Dapat Surga, Kata Terakhir Fatimah Sebelum Dibunuh Anak Sendiri
• Viral Tagihan Listrik Teguh Melonjak Rp 20 Juta per Bulan Kalahkan Raffi Ahmad, Ini Jawaban PLN
• Atlet NPC Tetap Berlatih Via Daring Guna Jaga Kondisi Fisik