Berita Internasional
Gara-gara Jabat Posisi Ini Adik Kim Jong Un Dapat Sebutan Ivanka dari Korea Utara dari Media Korsel
Kim Yo-jong, adik pemimpin Korea Utara Kim Jong-un, kini memimpin Divisi Agitasi dan Propaganda Partai Pekerja Korea.
TRIBUNJATENG.COM, MOSKOW – Kim Yo-jong, adik pemimpin Korea Utara Kim Jong-un jabat posisi baru di Partai Pekerja Korea.
Ia kini memimpin Divisi Agitasi dan Propaganda Partai Pekerja Korea.
Posisi ini menjadikan Kim Yo-jong merupakan arsitek pencitraan Kim Jong-un dan Korea Utara.
• Detik-detik Nenek di Semarang Loncat ke Sumur Bawa Foto Cucu dan Almarhum Suami, Berakhir Begini
• Isi Curhat Istri dan Borok PNS Main Serong Teman Kerja dalam Mobil, Sering Gonta-ganti Cewek
• Mutasi Polri, Inilah 5 Kapolres Baru di Jateng, Dirreskrimsus dan Dirreskrimum Baru Polda Jateng
• Inilah Sosok Mantan Istri Dory Harsa, Beredar Foto Pernikahan Hingga Cerita Almarhum Didi Kempot
Media Rusia, Sputniknews.com, Selasa (16/6/2020) mempublikasikan sederet foto Yo-jong.
Ia kini juga mengepalai tim komunikasi politik utama dan hubungan khusus dengan Korea Selatan.
Media Rusia yang jadi corong publikasi global Moskow, menyebut Kim Yo-jong kini perempuan paling berkuasa (powerfull) di Korea Utara.
Media Korsel menjulukinya “Ivanka dari Korea Utara”.
Julukan ini dianalogikan posisi Ivanka Trump di Gedung Putih.
Putri kandung Presiden Donald Trump itu memiliki posisi istimewa di Washington.
Ia kerap mendampingi ayahnya di momen-momen politik global amat penting.
Dalam berbagai kesempatan dan penampilan internasional yang langka, Kim Yo-jong terlihat tak terpisahkan dari kakaknya.
Ia praktis jadi seperti ajudan atau asisten pribadi.
Membawakan buket bunga, baki pulpen, atau map berisi dokumen penting yang akan ditandatangani Jong-un.
Saat peristiwa bersejarah kehadiran Kim Jong-un di wilayah Korsel, Yo-jong tak pernah jauh dari kakaknya.
Saat itu, Kim Jong-un yang disambut Presiden Korsel Moon Jae-in, melintasi tapal batas Korut-Korsel yang keramat di Panmunjon, 27 April 2018.
Selain di pertemuan politik, Kim Yo-jong dipercaya memimpin kontingen olahraga Korut di Olimpiade Musim Dingin Pyeongchang, Korsel pada 2018.
Stasiun pemberitaan Inggris, BBC, pernah menjulukinya “senjata rahasia Korea Utara”.
Keluwesan Yo-jong berdiplomasi tak diragukan lagi. Ia dianggap mampu tampil di forum internasional, membawakan sikap dan kebijakan politik Pyongyang.
Ia seorang politisi muda yang murah senyum, penampilannya menarik, tapi juga tak sungkan menampilkan citra diri yang sangat keras.
Pekan lalu, Kim Yo-jong mengungkapkan kemarahannya menyusul aksi para pemebelot Korut di Korsel.
Para pembelot dan aktivis di Korsel menerbangkan balon berisi ratusan ribu selebaran propaganda ke wilayah Korea Utara.
Yo-jong mengecam sikap diam Seoul, dan memutuskan Pyongyang menutup semua akses komunikasi dengan Korea Selatan.
Perkembangan ini titik balik amat drastis setelah pertemuan Kim Jong-un dan Moon Jae-in membuka harapan besar perdamaian kedua Korea.
Bahkan Jong-un juga bertemu Presiden Donald Trump di Singapura, lalu pertemuan di Zona Demiliterisasi Korsel-Korut.
Sekitar dua bulan lalu, sosok Kim Yo-jong menghiasi pemberitaan global ketika media mengabarkan Kim Jong-un sakit keras.
Bahkan ada yang mengabarkan telah meninggal dunia. Dugaan itu mengemuka setelah Jong-un absen di peringatan kelahiran kakeknya, Kim Il-sung.
Yo-jong disebut menggantikan peran kakaknya. Bahkan ada pula yang mengabarkan terjadi pengambilalihan kekuasaan di Pyongyang.
Tapi Kim Jong-un kemudian muncul saat peresmian sebuah pabrik pupuk. Ia hadir di acara itu didampingi Yo-jong. Spekulasi banyak pihak runtuh.
Surat kabar terkemuka Korsel, The Chosun Ilbo, mengutip sumber-sumber dalam pemerintah negara itu, menyebut Yo-jong telah diberi mandat khusus.
Menurut surat kabar itu, Kim Jong-un secara pribadi telah menugaskan adiknya ke sebuah peran yang sebelumnya dilakukan oleh komite partai pemerintah Korea Utara untuk memodernisasi pemerintah.
Salah satu indikasinya, wanita berusia sekitar 30 tahun itu mengendalikan hubungan Pyongyang dengan tetangganya di selatan.
Ia disebut mengambilalih tugas Departemen Front Bersatu, komisi yang semula ditugaskan menangani hubungan dengan Korea Selatan.
Bisik-bisik di Pyongyang mengatakan, komite itu mempersoalkan komentar Kim Yo-jong tentang penyebaran selebaran propaganda oleh pembelot Korut.
Kim Yo-jong di komentar itu mengancam akan menutup Kantor Penghubung Antar-Korea yang berfungsi sebagai kedutaan de-facto.
Korut dan Korsel tidak memiliki hubungan diplomatik dan saluran komunikasi antara kedua negara.
Kim Yo-jong memperingatkan, langkah pemutusan komunikasi akan dilakukan jika pemerintah Seoul gagal menghentikan aktivis mengirim selebaran ke DPRK.
Sumber pemerintah Seoul yang enggan disebut namanya kepada Chosun Ilbo mengatakan, pernyataan Yo-jong itu dianggap arahan pemimpin Korut.
Surat kabar itu juga menekankan, kini semakin banyak lembaga Korea Utara mengutip pernyataan Kim Yo-jong.
Hal ini mengindikasikan makin berpengaruhnya perempuan itu. Di Partai Pekerja Korea, Yo-jong juga punya peran sentral.
Menurut The Chosun Ilbo, saudara perempuan Kim Jong-un telah mengambil peran sebagai “polisi yang beringas” dalam hubungan dengan Korea Selatan.
Surat kabar itu lalu memberi contoh ketika pemimpin Korea Utara mengirim surat keprihatinan kepada Presiden Korea Selatan Moon Jae-in.
Inisiatif itu berlangsung hanya sehari setelah saudara perempuannya, Kim Yo-jong, mengecam keras Seoul.
Korea Utara, negara paling totaliter di dunia, memiliki sistem politik yang unik. Kekuasaan terpusat di tangan satu orang.
Pemimpin Korut diwariskan turun temurun sejak Kim Il-sung mendirikan Korea Utara dan terlibat perang tak berkesudahan dengan saudaranya di selatan.
Setelah Il-sung meninggal, kepemimpinan dilanjutkan putranya, Kim Jong-ill. Setelah Kong-ill meninggal, Kim Jong-un yang masih sangat muda, memimpin negaranya.
Secara kepartaian ganya ada satu kekuatan politik, Partai Pekerja Korea. Semua penduduk dan militer Korut wajib tunduk pada Kim Jong-un sebagai pemimpin tertinggi.
Korut memiliki kemampuan militer dan punya kapabilitas senjata pemusnah massal. Teknologi roket dan rudalnya sudah level rudal balistik antarbenua.
Beberapa tahun lalu, Pyongyang menggempur sebuah kota di pulau milik Korsel, sebagai aksi balasan agresifnya militer Korsel dan AS yang menggelar latihan militer.(Tribunjogja.com/ Sputniknews/xna)
Artikel ini telah tayang di Tribunjogja.com dengan judul Kim Yo-jong, Ivanka dari Korea Utara yang Makin Berkuasa
• Update Virus Corona Kota Semarang Terbaru, Pedurungan Tertinggi dan Mijen Terendah
• Alfian Siswa SMP Tewas Dililit Ular Piton Raksasa 7 Meter, 2 Teman Berusaha Bantu Lepas Tapi Gagal
• Akal Bulus Sukarti Wanita Solo Gelapkan Sekaligus Gadaikan 17 Motor Hingga Raup Rp 60 Juta
• Undip Semarang Siapkan 20.000 Peluang Kerja Untuk Para Lulusan