OPINI
OPINI : Investasi Gizi di Masa Pandemi
PandemiCorona (Covid-19)telah memporakporandakan perekonomian sebagian besar keluarga-keluarga di Indonesia. Yang paling rentan terserang
Sebagai contoh,makanan sumber beta karoten (pro vitamin A) selain pada wortel juga terdapat pada sayur-sayuran hijau tua. Buah jambubijimemiliki kandungan vitamin C yang dua kali lebih banyak dibandingkan jeruk. Ikan dan telur merupakan makanan yang kaya akan protein dan mengandung asam lemak esensial linolenat yang sangat baik untuk tumbuh kembang balita
Kebutuhan Anak vs Orang Dewasa
Pertumbuhan anak balita sesungguhnya lebih pesat dibandingkan orang dewasa dan membutuhkan gizi yang lebih banyak per kg berat badannya. Sebagai contoh kebutuhan potein bayi adalah 2,2 g/kg berat badan (BB) sedangkan orang dewasa hanya membutuhkan 0,8 g/kg BB, namun kendala pada mereka adalah alat pencernaan yang belum berkembang sempurna.
Selain itu,juga jumlah giginya masih terbatas, belum tumbuh maksimal sehingga ada kesulitan dalam mengerat dan mengunyah makanan yang keras. Hal tersebut dapat menyulitkan dalam pemberian makanan untuk memenuhi kebutuhan gizi balita.
Makanan anak balita sedikit berbeda dari makanan orang tua. Misalnya dalam konsumsi lemak, asupan lemak pada balita diperlukan dalam jumlah lebih banyak dari makanan seperti minyak ikan, daging, susu full cream dan telur yang diperlukan untuk perkembangan otak.
Sedangkan untuk asupan serat tidak perlu terlalu banyak seperti halnya yang dikonsumsi orang dewasa (standar kebutuhan serat orang dewasa menurut WHO adalah 25 – 40 g per hari), karena serat dengan sifatnya yang tidak mudah dihidrolisis oleh enzim pencernaan serta mengikat air lebih banyak membuat asupan serat memberi rasa kenyang lebih lama. Hal itu akanberpengaruh padajumlah makanan yang dikonsumsi dan dikawatirkan kecukupan gizinya tidak terpenuhi.
Beberapa hal yang diperlukan untuk mencukupi gizi balita, antara lain :
Makanan yang dikonsumsiharusberagam dan bergizi,mengandung karbohidrat, protein, lemak, vitamin dan mineral. Diberikan dalam porsi kecil namun dengan frekuensi sering (lebih dari 3 kali sehari).
Makanan balita berasal dari makanan yang natural/alami,sebaiknya tidak perlu ditambahkan bahan penguat rasa
Makanan yang diberikan disesuaikan dengan selera anak serta mudah dikonsumsi dengan ukuran potongan yang kecil serta tekstur yang lunak.
Menyediakan waktu cukup agar balita mengonsumsi makanan dengan nyaman.
Mengonsumsi susu (full cream) sebagai sumber kalsium dan mineral yang lain minimal 350 ml (1 - 2 gelas) per hari.
Dalam mengolah makanan, sebaiknya garam yang digunakan garam beryodium dalam jumlah sedikit (kurang dari 1200 mg per hari) agar anak tidak terbiasa menyukai makanan yang berasa asin untuk mencegah hipetensi pada usia muda.
Sebagai catatan penutup, penulis ingin menggarisbawahi ketika pandemi corona menyerang sendi-sendi ekonomi keluarga, ada yang tidak boleh dikorbankan dalam pemenuhan gizinya, yakni balita, ibu hamil dan menyusui. Mereka harus tetap menjadi prioritas. (*)
• Video Truk Molen Tabrak Median Jalan di Kendal
• Siapa Yulia Fera yang Ditulis di Bungkusan Kafan Berisi Bangkai Ayam di Kudus? Ini Kata Kades
• Viral Detik-detik Driver Ojol Bentrok dengan Debt Collector di Surabaya
• Status Dokter Reisa Broto Asmoro di Gugus Tugas Covid-19 Dipertanyakan