Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Berita Regional

Kisah 3 Mahasiswa Ambarawa Semarang Merintis Usaha Sambal Kemasan, Bantu Orangtua yang Kena PHK

Pandemi corona tak menghentikan kreativitas tiga pemuda di Ambarawa, Kabupaten Semarang.

Penulis: akbar hari mukti | Editor: galih permadi
TRIBUN JATENG/AKBAR HARI MUKTI
Kartiko Aji Utomo dan Yeremia Indarto saat mengolah cabai menjadi sambal kemasan di rumah di Kupang Tanjungsari, RT 06/ RW 11, Kupang, Ambarawa, Kabupaten Semarang, Senin (22/6/2020) 

TRIBUNJATENG.COM, UNGARAN - Pandemi corona tak menghentikan kreativitas tiga pemuda di Ambarawa, Kabupaten Semarang.

Sadar perekonomian keluarga memburuk saat corona, ketiganya pun mulai merintis sebuah usaha sambal kemasan.

Adalah Fajar Endarto, Yeremia Indarto, dan Kartiko Aji Utomo, ketiga mahasiswa asal Ambarawa Kabupaten Semarang yang mulai merintis usaha sambal kemasan bernama Sambal Lastri.

Viral Video Anggota Yonif Para Raider Tempeleng Jambret Sampai Pipis di Celana

Kisah Dokter Galih Asal Blora Sembuh Dari Infeksi Virus Corona, Ini Gejala yang Ia Alami

Kronologi Camat Ungaran Barat Meninggal Dunia, Tiba-tiba Tubuhnya Tegang dan Memegang Dada

Kecelakaan Mobil Terios Tabrak Motor dan Petugas SPBU di Solo, Pengemudi Kabur

Ditemui di sebuah rumah di Kupang Tanjungsari, RT 06/ RW 11, Kupang, Ambarawa, Kabupaten Semarang, Senin (22/6/2020), ketiganya tampak sedang memilih cabai yang hendak diolah.

Pengolahan cabai menjadi sambal itu pun menggunakan bahan-bahan lain semisal bawang, merica, dan lain-lain.

Satu di antaranya pun mulai mengemas sambal di botol makanan yang sudah disiapkan. Dalam pengolahan cabai menjadi sambal kemasan ini, mereka tampak hati-hati dan teliti.

Hal tersebut untuk menjaga mutu sambal olahan yang telah dibuat.

Fajar Endarto, menjelaskan, mereka bertiga sudah merintis usaha sambal kemasan tersebut sejak dua bulan terakhir.

Menurutnya, latar belakang mereka memutuskan untuk merintis usahanya, disebabkan faktor ekonomi dan banyaknya waktu luang.

"Kampus kami, UKSW, menggunakan sistem kuliah daring saat ini. Karena banyak waktu luang, maka kami memutuskan memanfaatkannya untuk sesuatu yang berguna," jelasnya.

Sedangkan faktor ekonomi, jelasnya, disebabkan orangtua para mahasiswa tersebut terkena PHK.

Contohnya ibu Kartiko Aji yang terkena PHK padahal menjadi tulang punggung keluarga.

Sementara Ayah Yeremia juga dirumahkan dari pekerjaannya.

"Ini menjadi pemicu kami untuk memulai merintis usaha. Jadi kami tak mau merepotkan keluarga. Malah seharusnya kami sudah mulai membantu mereka," jelasnya.

Modal awal, jelas Fajar, berupa uang sebanyak Rp150 ribu. Uang itu pun, lanjutnya, digunakan untuk membeli beberapa bahan.

Di antaranya cabai 1 kilogram, bawang merah, bawang putih, serta 25 botol yang selanjutnya digunakan untuk pengemasan.

"Target awal, sambal ini kami jual ke teman-teman kami. Per botol kami jual Rp20 ribu," jelasnya.

Dari situ, menurutnya, ketiganya menerima saran dari konsumen awal untuk menyempurnakan rasa di sambal kemasan tersebut.

Adapun saat ini, ada beberapa varian rasa di sambal buatannya. Yakni sambal kacang, sambal teri, sambal ijo, sambal ayam, dan sambal kacang.

Saat ini, Fajar mengaku pihaknya bisa menjual hingga 500 botol sambal kemasan per minggu.

Sambalnya juga saat ini seringkali dipesan warga DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah dan Jawa Timur via daring.

Selain sambal, produk lain yang dibuat ketiganya di antaranya serundeng dan kering tempe.

"Sambal tetap Rp20 ribu per botol. Sementara serundeng dan kering Rp15 ribu per kemasan," katanya.

Kartiko Aji, mengaku pihaknya sejak awal melakukan pembagian dalam mengurusi usahanya.

Jika ia dan Yeremia fokus dalam membuat sambal, sementara Fajar fokus dalam marketing.

Ia mengaku terus melakukan inovasi terhadap sambal yang dibuatnya.

"Sambal bisa tahan kira-kira 30 hari jika dimasukkan ke lemari es," paparnya.

Ia mengaku dengan konsep tersebut, dapat memaksimalkan usahanya. Saat ini omset usahanya, jelas Fajar, mencapai jutaan rupiah.

"Jujur kami bersyukur dengan ini. Sekarang bisa membantu orangtua, membayar tanggungan kuliah, dan bisa hidup lebih mandiri," papar Kartiko. (Ahm)

Benarkah Golongan Darah Menentukan Tingkat Keparahan Gejala Covid-19? Ini Hasil Studi Terbarunya

Sudah 38 Tahun Bersama, Mbah Tomblok Penjual Sayur di Semarang Kehilangan Sepeda Mini Kesayangannya

Inilah Penyebab Kelompok John Kei Serang Nus Kei Padahal Masih Keluarga, 1 Tewas

Anggota TNI Serda S Tewas Ditusuk pada Bagian Dada di Sebuah Hotel, Pelaku Penusukan Terekam CCTV

Sumber: Tribun Jateng
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved