Berita Internasional
Pilot Tak Fokus karena Bahas Covid-19 Jadi Sebab Kecelakaan Pesawat di Pakistan Tewaskan 97 Orang
Penyebab utama kecelakaan pesawat di Pakistan yang menewaskan 97 orang pada Mei lalu adalah human error.
TRIBUNJATENG.COM, KARACHI - Penyebab utama kecelakaan pesawat di Pakistan yang menewaskan 97 orang pada Mei lalu adalah human error.
Berdasarkan laporan yang dirilis, kecelakaan itu disebabkan oleh pilot yang membahas pandemi Covid-19 ketika melakukan pendaratan.
Pesawat Pakistan International Airlines (PIA) menghantam permukiman pada 22 Mei, setelah dua mesinnya mati ketika mendekati Bandara Karachi, dengan hanya dua orang selamat.
• Mengintip Kekayaan John Kei, Rumah dan Mobil Harga Miliaran, Berseteru karena Masalah Tanah
• Adian Napitupulu dan Stafsus Erick Thohir Saling Tendang Setelah Debat Panas
• Akhirnya Rumah Ashanty Terjual Rp 35 Miliar, Sempat Dibohongi Raffi Ahmad dan Andre Taulany
• Mbah Kung Kakek Sugiono Indonesia Asli Surabaya Ngekos di Semarang
Menteri Penerbangan Pakistan Ghulam Sarwar Khan menyatakan, baik pilot maupun menara pengawas tak menerapkan standar yang berlaku.
Khan menerangkan, Kapten Sajjad Gull disebut membahas pandemi Covid-19 ketika mereka mencoba mendaratkan Airbus A320, dengan sistem autopilot disebut telah dimatikan.
" Pilot dan kopilotnya tidak fokus karena membahas virus corona.
Mereka membahas wabah itu dan keluarga yang terdampak," jelas Khan.
Dilansir AFP Rabu (24/6/2020), Khan menjelaskan bahwa sayangnya, Kapten Gull terlampau percaya diri ketika berusaha menurunkan burung besi itu.
Laporan penyelidikan menunjukkan, pesawat itu terbang melebihi ketinggian yang dibutuhkan untuk mendarat, dengan roda pendaratan tak diturunkan.
Prosedur penerbangan langsung diabaikan baik pilot dan menara pengawas, dan berakibat pada kerusakan di bagian bodi dan mesin pesawat.
Airbus A320 tersebut kemudian turun ketika mencoba mendarat untuk kali kedua, menabrak permukiman dan menewaskan 97 orang.

Tim penyelidik, yang terdiri dari perwakilan pemerintah Perancis dan industri penerbangan, menganalisa data kokpit dan rekaman suara.
Laporan utuh insiden tersebut diperkirakan bakal dirilis pada akhir 2020, dengan analisa menyeluruh bangkai pesawat masih berlangsung.
Sang menteri penerbangan mengatakan, Airbus A320 itu berada dalam kondisi siap terbang, dengan tidak ditemukan adanya masalah teknis.
Tabrakan itu dilaporkan menghancurkan sekitar 29 rumah, dengan pemerintah siap mengganti warga yang terdampak insiden.