Klub Motor Independen Semarang Konsisten Pakai Ban Besar

Termasuk juga banyak pelajaran yang diambil di klubnya. Di antaranya berbagai kegiatan sosial yang dilakukan. Dari kegiatan itu, dirinya dapat mengekspresikan jiwa sosialnya dengan memberikan bantuan kepada yang lebih membutuhkan.

"Baksos itu membuat saya terkesan karena jika tidak di klub, saya tidak mungkin bisa melakukan baksos," tutur Satria yang bergabung dengan Mois pada awal 2017 lalu.

Tak hanya itu saja, di klub motor Mois, dirinya mendapat banyak teman dan jaringan. Terlebih, Mois juga tergabung dengan Keluarga Besar Bikers Semarang (KBBS), sehingga jaringannya tak hanya di satu klub saja tapi banyak klub motor lainnya.

Senada, anggota Mois lainnya, Andika Yuda Pratama, juga merasa banyak manfaat yang diterimanya dengan bergabung di Mois. Yuda yang bergabung dengan Mois sejak awal berdiri pada 2015 lalu, merasa temannya semakin banyak.

"Yang paling saya suka itu kebersamaan di klub. Anggota sudah seperti saudara sendiri, sehingga semua saling membantu," kata Yuda.

Sama halnya dengan Satria, Yuda pun menyukai aktivitas bakti sosial yang digelar bersama Mois. Baginya, bakti sosial yang dilakukan mengajarinya untuk saling peduli dan membantu sesama yang kesulitan. "Di dunia ini, kita tak hidup sendirian. Jika kita tak saling membantu dan saling peduli, maka nilai kemanusiaannya di mana?" ucapnya.

Sebagai anggota yang bergabung sejak awal terbentuknya klub, Yuda pun merasakan beratnya membesarkan Mois. Hanya saja, baginya lebih berarti klub dengan anggota sedikit tapi tetap solid dibandingkan klub besar namun banyak masalah.

Dengan jumlah anggota yang tak terlalu banyak, lanjutnya, maka akan lebih mudah untuk menepis anggapan miring klub motor yang diidentikkan dengan geng motor.

"Anggapan miring itu yang dulu kami khawatirkan. Makanya untuk menunjukkan kalau kita bukan geng motor yang membuat keonaran, sering mengunjungi rumah anggota agar keluarga juga saling mengenal," tandasnya. (M Zainal Arifin)