Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Berita Kota Tegal

Siklus Tahunan Seusai Lebaran, Produksi Ikan Filet di Kota Tegal Menurun

Seorang pekerja di gudang ikan filet, Iman (31) mengatakan, produksi ikan filet selalu menurun setiap habis lebaran

Penulis: Fajar Bahruddin Achmad | Editor: muslimah

TRIBUNJATENG.COM, TEGAL - Industri ikan filet di kompleks Pelabuhan Jongor, Kota Tegal, sedang mengalami penurunan produksi.

Penurunan produksi tersebut menjadi siklus tahun seusai lebaran atau Hari Raya Idul Fitri.

Pasokan ikan mengurang lantaran nelayan baru melaut setelah libur lebaran.

Seorang pekerja di gudang ikan filet, Iman (31) mengatakan, produksi ikan filet selalu menurun setiap habis lebaran.

Ia mengatakan, produksi akan ramai lagi sebulan berikutnya, sekira akhir Juli 2020.

Iman mengatakan, saat ini produksi ikan filet di gudang tempatnya bekerja sekira 100 kilogram- 200 kilogram per hari.

Sementara pada hari normal bisa mencapai 500 kilogram per hari.

Ia mengatakan, filet produksi di gudangnya menggunakan ikan kuniran.

"Iya benar, produksi menurun. Karena kapal-kapal nelayan baru berangkat. Perkiraan Juli akhir dan Agustus sudah banyak," kata Iman kepada tribunjateng.com, Sabtu (27/6/2020).

Selain karena siklus tahun, menurut Iman, produksi pun sempat menurun di tengah pandemi Covid-19 pada Maret dan April 2020.

Ia mengatakan, biasanya permintaan ikan filet dari Bandung, sehari mencapai 200 kilogram.

Saat awal-awal pandemi Covid-19, tiga hari baru terkirim 200 kilogram ikan filet.

"Di sini produksinya ikan kuniran semua. Pengiriman hanya ke Bandung, Jawa Barat," jelasnya.

Sementara dampak mengurangnya pasokan ikan dari nelayan, juga dialami para pekerja pengolah filet.

Hal itu dialami oleh Desi (50) warga Kelurahan Muarareja dan Pena (40) warga Kelurahan Tegalsari.

Desi mengatakan, mengurangnya produksi ikan filet menjadikan upahnya semakin sedikit.

Ia menjelaskan, upahnya didapat harian sesuai hasil memotong ikan tiap kilogramnya.

Satu kilogram hasil potongan ikan dibayar Rp 1.200.

Menurut Desi, saat ini dalam sehari ia hanya bisa memotong sekira 20 kilogram- 25 kilogram, upahnya sekira Rp 24 ribu- Rp 30 ribu.

Sementara saat normal, sehari ia bisa memotong ikan sampai 60 kilogram, upahnya sekira Rp 72 ribu.

"Tapi alhamdulillah, gudang jalan terus dan tetap buka. Cuma upah ga pasti, kadang pulang bawa Rp 25 ribu, kadang juga Rp 30 ribu," jelasnya.

Desi menjelaskan, banyaknya ikan bergantung kepada kapal nelayan yang pulang berlayar.

Jika kapal yang datang banyak, maka ikannya banyak.

"Sekarang ga terlalu banyak, cuma sedikit yang sudah pulang. Jadi belum masuk semua," katanya. (fba)

TONTON JUGA DAN SUBSCRIBE : 

Sumber: Tribun Jateng
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved