Berita Semarang

Karang Taruna Semarang Usul Nama Simpanglima Kembali Jadi Lapangan Pancasila

Karang Taruna Kota Semarang mengusulkan kembalikan nama lapangan Simpanglima menjadi Lapangan Pancasila.

Istimewa
Wali Kota Semarang, Hendrar Prihadi foto bersama Karag Taruna Kota Semarang. 

TRIBUNJATENG.COM, SEMARANG - Karang Taruna Kota Semarang mengusulkan kepada Wali Kota Semarang, Hendrar Prihadi untuk mengembalikan nama lapangan Simpanglima menjadi Lapangan Pancasila.

Ketua Karang Taruna Kota Semarang, I G Ananta Wijaya mengatakan, pihaknya memberikan surat usulan terkait hal itu kepada Hendi, sapaan akrab wali kota, di Balai Kota Semarang.

"Usulan dari rekan rekan Karang Taruna Kota Semarang, kami tulis dalam sebuah surat yang kami serahkan langsung kepada Bapak walikota," tuturnya dalam rilis tertulis, Selasa (30/6/2020).

Lebih lanjut, Ananta mengatakan, Wali Kota menyambut baik usulan tersebut dan selanjutnya akan dipelajari dan didiskusikan dengan berbagai pihak terkait.

Dia berharap usulan tersebut dapat membangkitkan semangat untuk generasi muda bahwa lapangan Pancasila ini bagian dari sejarah perjalanan Presiden RI yang pertama.

Awalnya lapangan Simpanglima yang terletak di jantung Kota Semarang dulunya memang bernama Lapangan Pancasila.

Nama lapangan Pancasila merupakan nama pemberian dari Bung Karno presiden RI pertama.

Terpisah, Ketua DPRD Kota Semarang, Kadarlusman, juga menyambut positif usulan dari Karang Taruna Kota Semarang untuk mengembalikan nama lapangan Simpang Lima menjadi Lapangan Pancasila.

Dia mengapresiasi usulan tersebut dan berjanji akan segera berkordinasi di lingkungan legeslatif.

Di sisi lain, menurut sejarawan Kota Semarang, Tri Subekso Lapangan Pancasila diawali dari semakin tidak representatifnya keberadaan alun-alun lama Semarang akibat perkembangan pasar di kawasan Kauman Semarang.

Selanjutnya Ir Soekarno atau Bung Karno Presiden l Republik Indonesia mengusulkan agar Semarang memiliki alun-alun baru.

"Kemudian, dipilihlah lokasi baru di Simpanglima yang mulai dijadikan alun-alun sejak tahun 1969," ungkap Try subekso.

Sejak saat itu, keberadaan alun-alun Simpanglima ini menjadi ruang publik baru bagi masyarakat Semarang.

Dibukanya ruang publik baru juga tidak bisa lepas dari perlunya kebutuhan publik sekitar alun-alun seperti tempat ibadah, sarana olahraga, penyelenggaraan acara musik dan tempat pertemuan.

Halaman
12
Sumber: Tribun Jateng
  • Ikuti kami di
    KOMENTAR

    BERITA TERKINI

    © 2023 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved