Berita Internasional
Keluarganya Dihina, Erdogan Bakal Hapus Media Sosial dari Turki
Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan akhirnya menumpahkan amarahnya soal ketidaksukaan kepada media sosial.
TRIBUNJATENG.COM - Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan akhirnya menumpahkan amarahnya soal ketidaksukaan kepada media sosial.
Ya, pimpinan tertinggi di Turki itu berujar akan memperketat kontrol media sosial.
Hal tersebut dilakukan pasca keluarganya menjadi korban hinaan di platform digital itu.
• Daftar Harga HP Xiaomi Terbaru 30 Juni 2020, Ada yang Turun Harga
• Harga HP Xiaomi Hari Ini 1 Juli 2020: Redmi Note 8 Turun Harga, Ada Bocoran Redmi 9A dan 9C
• Info Harga HP Xiaomi Hari Ini 2 Juli 2020, Redmi Note 9 Rp 2,4 Jutaan
• Mahasiswa dan Dosen Uniba Solo Gelar Demo, Rektor Lepas Baju dan Nyatakan Mundur
Selama bertahun-tahun, bukan rahasia jika sang presiden tidak suka dengan media sosial.
Dia pernah membandingkannya dengan "pisau pembunuh", dan bersumpah bakal "menghapus" Twitter.
Menteri Keuangan Berat Albayrak, yang juga adalah menantu Erdogan, mengumumkan sang istri, Esra, melahirkan anak keempat mereka dalam kicauan Selasa (30/6/2020).
Presiden 66 tahun itu mengklaim, meski banyak pesan positif berisi ucapan selamat, terdapat juga pesan jahat yang menghina keluarga Albayrak, terutama Esra.
Keluarganya dihina seperti itu, dia menyoroti "media yang tak terkontrol".
Sikap yang dikecam baik oleh partai politik maupun organisasi perempuan.
"Anda tahu mengapa kami menentang media seperti YouTube, Twitter, dan Netflix? Untuk mengenyahkan perilaku tak bermoral seperti ini," kata dia di Ankara.
Dalam telekonfrensi di hadapan Partai Keadilan dan Pembangunan (AKP), Erdogan menganggap bahwa media itu tidak cocok untuk Turki.
"Karena itu kita harus membawanya ke parlemen, untuk menghapus media sosial ini, seutuhnya, untuk mengontrol mereka," jelasnya.
Tak lama setelah komentarnya muncul, tagar "jangan sentuh media sosialku" menjadi trending di Twitter, dilansir AFP Rabu (1/7/2020).
Pemerintahan Erdogan sempat memblokir Twitter dan YouTube pada 2014, setelah sebuah rekaman muncul, di mana presiden dan lingkarannya diduga terjerat skandal korupsi.
Ketidaksukaannya terhadap dunia maya juga dipicu protes anti-pemerintah pada 2013, yang semuanya digalang oleh Facebook dan Twitter.