Berita Pekalongan
SMP Islam Takhassus Tahfidzul Quran Pekalongan Buka Sekolah Gratis, Syaratnya Hanya Baca Bismillah
SMP Islam Takhassus Tahfidzul Quran Pekalongan membuka sekolah gratis dengan syarat hanya baca Bismillah.
Penulis: Indra Dwi Purnomo | Editor: Daniel Ari Purnomo
TRIBUNJATENG.COM, KAJEN - Mahalnya biaya pendidikan, lalu adanya pandemi Covid-19, dan sistem zonasi kerap dirasa banyak orangtua siswa.
Tapi berbeda bagi siswa SMP Islam Takhassus Tahfizul'Quran yang berlokasi di Jalan KH Amir Idris GG 3 Simbang Kulon, Kecamatan Buaran, Kabupaten Pekalongan, Jawa Tengah.
Siswa yang masuk di sekolah tersebut, tidak dipungut biaya pendaftaran, namun syarat yang digunakan yaitu hanya membaca Bismillah dan mendapatkan beasiswa sekolah selama 3 tahun.
Ketua Yayasan Al-Khoirot Simbang Kulon Zidni Mubarok Mirza mengatakan, ia mendirikan sekolah ini karena melihat banyaknya anak tidak sekolah, padahal banyak anak membutuhkan pendidikan yang layak dan berkualitas.
Kemudian, ditambah lagi akhir-akhir ini Indonesia terkena musibah seperti virus corona yang berdampak seluruh sektor baik ekonomi, pendidikan, dan kesehatan. Ditambah lagi, di Kota ataupun Kabupaten Pekalongan juga mengalami banjir serta rob. Sehingga, pihaknya membuka sekolah ini.
"Kebijakan ini diambil, karena kami merasa prihatin atas musibah yang dialami warga khususnya di kawasan pesisir Pekalongan Utara."
"Saya sempat mendatangi warga yang berada di pesisir Pekalongan Utara, bertanya kalau melihat bencana seperti ini bagaimana anak mendapatkan pendidikan? Banyak warga yang mengatakan, sekarang sekolah serba bayar, SPP bayar, uang gedung bayar. Lalu, ditambah adanya pendemi banyak orangtua anak tidak bekerja. Oleh karenanya, saya mendirikan sekolah ini untuk masyarakat yang terdampak musibah tersebut," kata Zidni Mubarok saat ditemui Tribunjateng.com di kantornya, Kamis (9/7/2020) sore.
Zidni mengungkapkan, dari awal pihaknya mendirikan sekolah ini untuk menyediakan satu sekolah yang gratis. Di antaranya, gratis SPP, graris uang gedung, dan sampai pendaftaran peserta didik baru.
"Kami mendirikan sekolah ini sudah satu tahun. Dulu, waktu mendirikan sekolah ini saya sempat bilang sama Kabid Pendidikan di Kabupaten Pekalongan, maksud mendirikan sekolah Ini ingin menyediakan sekolah yang gratis."
"Sehingga, saya mendirikan sekolah ini dengan beasiswa selama 3 tahun. Lalu, syarat masuk ke sekolah ini yaitu dengan membaca bismillah," ungkapnya.
Tidak hanya itu, pihaknya juga memberikan subsidi 50% untuk pembelian seragam dan buku untuk anak kaum dhuafa dan yatim piatu.
Dijelaskan, kegiatan belajar mengajar (KBM) menggunakan kurikulum yang diterapkan dinas pendidikan.
Lalu, pada sore dan malam harinya selain belajar bersama, masing-masing siswa harus mengikuti pendidikan di madrasah diniyah dan tahfidz qur'an.
"Di sekolah ini lulus mendapatkan 3 ijazah, yaitu ijazah normal, ijazah madrasah diniyah, dan madrasah pondok pesantren."
"Pogram tahfidz qur'an 30 juz dapat diselesaikan selama tiga tahun. Lalu, semua siswa akan diasramakan. Karena setelah sekolah formal, mereka harus sekolah diniyah dan menghafal Al-Qur'an," jelasnya.
Menurutnya, adanya program ini sekolah menampung ratusan siswa. Angkatan pertama, sekolah menampung 145 anak.
Lalu, di angkatan kedua di tahun 2020 ini jumlah yang mendaftar berjumlah 270 anak.
"Pendaftaran peserta didik di sekolah kami masih dibuka sampai 15 Juli 2020, untuk angkatan kedua yang sudah terverifikasi ada 210 anak, dan untuk 60 anak masih tahap administrasi. Peserta didiknya, dari berbagai daerah ada dari Kabupaten Brebes, Kabupaten Pemalang, Kabupaten Batang, Kota Pekalongan, dan Kabupaten Pekalongan," ujarnya.
Zidni menambahkan, saat ini untuk peserta didik kelas 8 sudah memasuki pembelajaran dan di tengah pandemi Covid-19 pihaknya juga menerapkan protokol kesehatan bagi guru ataupun peserta didik.
"Total guru di sekolah ini ada 19 guru. Terkait pandemi, sekolah menerapkan protokol kesehatan seperti wajib menggunakan masker dan cuci tangan sebelum masuk sekolah," tambahnya.
Sementara itu, Hasna Nafisah (13) siswi SMP Islam Takhassus Tahfizul'Quran mengatakan, ia mendapatkan informasi sekolah gratis ini dari saudara.
"Saya sudah satu tahun sekolah disini dan saat ini kelas 8. Saya dapat informasi sekolah gratis dari saudara," katanya.
Hasna mengungkapkan, ia merasa senang bisa meneruskan jenjang sekolah dan pondok pesantren di SMP Islam Takhassus Tahfizul'Quran.
"Saya warga Kabupaten Brebes, orangtua perekonomiannya kurang. Ayah bekerja sebagai buruh bangunan dan ibu di rumah saja, untuk biaya sekolah kurang dan adanya sekolah ini sangat membantu sekali, benar-benar gratis," ungkapnya.
Hal yang sama juga diungkapkan oleh Muhammad Fajar Sopyan (13) mengatakan, ia sudah satu tahun sekolah disini.
"Memilih disini karena keinginan sendiri, selain itu juga gratis. Lalu, aktivitasnya mengaji dan sekolah formal," ungkapnya.
(Dro)