Breaking News
Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Wabah Virus Corona

99 Personel TNI di Pusdikpom Positif Corona, Lingkungan Perumahan Warga Ditutup

"Betul kita terima informasi ada personel TNI di Pusdikpom yang positif COVID-19. Jumlahnya sekitar 99 orang

Editor: muslimah
Grafis Tribunnews.com/Ananda Bayu S
Ilustrasi Virus Corona Covid-19 

TRIBUNJATENG - Selain muncul klaster baru di Sekolah Calon Perwira Angkatan Darat (Secapa AD), ternyata ada juga personel TNI AD di lingkungan Pusdikpom Kodiklat AD positif Corona Virus Disease atau Covid-19.

Hal itu diungkap Wali Kota Cimahi, Ajay M Priatna, Jumat (10/7). Berdasarkan informasi yang dihimpun, ada sekitar 99 personel TNI yang terkonfirmasi positif dari klaster Pusdikpom. Rinciannya siswa 74 personel dan organik 25 personel yang keseluruhannya berstatus Orang Tanpa Gejala (OTG).

"Betul kita terima informasi ada personel TNI di Pusdikpom yang positif COVID-19. Jumlahnya sekitar 99 orang, tapi nanti akan kita pastikan lagi jumlahnya," kata Ajay.

Dinda Hauw Tolak Ajakan Taaruf Rey Mbayang Sebelum Menikah: Aku Sempat Enggak Percaya Gitu

Biodata Dinda Hauw Istri Rey Mbayang, Pemain Film Surat Kecil Untuk Tuhan

Viral Nama Dita Leni Ravia Asal Gunungkidul Jogja, Ini Arti dan Maknanya

Promo JSM Superindo 10-12 Juli 2020, Diskon Akhir Pekan, Simak Daftar Lengkapnya

Saat ini, pihaknya memerintahkan Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Cimahi melakukan tracing sumber penularan awal dan berkoordinasi dengan Danpusdikpom mengenai pelaksanaan swab test lanjutan.

"Sekarang Dinkes Cimahi sedang tracing dan berkoordinasi dengan Danpusdikpom. Awalnya itu dari hasil swab test Jumat (3/7) minggu lalu, ternyata hasilnya mengejutkan," tuturnya.

Ajay mengungkapkan, saat ini semua personel TNI yang positif itu sedang melakukan isolasi di lingkungan Pusdikpom. Semua pintu masuk yang berbatasan dengan lingkungan perumahan warga ditutup.

"Mereka melakukan karantina sendiri di lingkungannya. Informasinya semua pintu masuk ditutup dan digembok, jadi tidak ada yang keluar masuk," ujarnya.

Ditangani Langsung 

Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil sudah melakukan koordinasi dengan Ketua Gugus Tugas Penanganan Covid-19 Doni Monardo dan Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto terkait penularan covid-19 di Secapa AD Bandung dan Pusdikpom Cimahi. Ia meyakini penanganan di dua lokasi tersebut lebih efektif jika ditangani Mabes TNI karena memiliki perangkat dan sistem yang lebih siap.

"Kesepakatan dengan Panglima TNI, pengelolaan pandemi klaster di sana akan dikelola secara mandiri oleh TNI AD. Di hari saya mendengar berita ini, saya menelepon langsung Pak Panglima TNI," ujarnya, Jumat(10/7).

Pola serupa juga ia lakukan sewaktu ada temuan klaster Setukpa Polri di Sukabumi. "TNI ini punya sistem yang lebih siap dan lebih banyak. Pengetesan massal mandiri swab-nya itu oleh RSPAD," katanya.

"Kemudian, dipahami dan disepakati bahwa Panglima TNI bahkan mewaspadai pusat pendidikan yang lain. Dulu di Sukabumi juga sama. Ketika saya laporan ke Panglima, maka seluruh institusi militer di Sukabumi yang non-Setukpa itu dilakukan pengetesan swab," jelasnya.

Wali Kota Bandung Oded M Danial untuk menerapkan Pembatasan Sosial Berskala Mikro (PSBM) di Kelurahan Hegarmanah, Kota Bandung, yang merupakan lokasi Sekolah Calon Perwira Angkatan Darat ( Secapa AD). Emil, sapaan akrabnya, mengatakan langkah tersebut dilakukan untuk mengantisipasi penyebaran kasus Covid-19 dari klaster Secapa AD. Salah satunya, dengan membatasi akses masuk di wilayah Hegarmanah. Arus lalu lintas hanya berlaku untuk warga sekitar selama 14 hari.

"Saya sarankan Kawasan di Hegarmanah dan sekitarnya dilakukan PSBM secara ketat. Jalan masuk akan ditutup yang boleh masuk hanya penghuni. 14 hari ditutup dulu untuk memastikan tidak ada kebocoran," kata Emil.

Tambah 1.611 Kasus

Di sisi lain, Pemerintah memperbarui informasi mengenai jumlah kasus dan data pasien Covid-19 hingga Jumat (10/7). Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan Virus Corona Achmad Yurianto mengatakan, penularan virus tersebut masih terjadi di masyarakat. Ini menyebabkan kasus Covid-19 di Indonesia terus bertambah.

Berdasarkan data pemerintah hingga Jumat pukul 12.00 WIB, diketahui ada 1.611 kasus baru Covid-19 dalam 24 jam terakhir. Penambahan itu menyebabkan total ada 72.347 kasus Covid-19 di Tanah Air, terhitung sejak diumumkannya kasus pertama pada 2 Maret 2020.

Informasi tersebut disampaikan Yurianto dalam konferensi pers dari Graha BNPB pada Jumat sore. "Kami mendapatkan hasil positif terkonfirmasi sebanyak 1.611 orang, sehingga akumulasi totalnya menjadi 72.347 orang," ujar Achmad Yurianto.

Spesimen dan persebaran Jumlah 1.611 kasus baru ini diketahui setelah dilakukan pemeriksaan 23.609 spesimen dari 9.388 orang dalam sehari. Artinya, satu orang bisa menjalani pemeriksaan spesimen lebih dari sekali.

Total spesimen yang sudah diperiksa mencapai 1.015.678 spesimen dari 597.468 orang yang diambil sampelnya. Terkait persebaran, diketahui ada tujuh provinsi yang jumlah kasus barunya di atas 100 pasien. Jumlah terbanyak dicatat DKI Jakarta dengan 260 kasus baru. Berikutnya, Jawa Timur dengan 246 kasus baru, Sulawesi Utara dengan 134 kasus baru, dan Sulawesi Selatan dengan 132 kasus baru.

Kemudian, Sumatera Utara dengan 112 kasus baru, Jawa Barat dengan 105 kasus baru, serta Jawa Tengah dengan 100 kasus baru. Data pasien sembuh dan meninggal Dalam periode yang sama, diketahui ada penambahan 878 pasien Covid-19 yang sembuh. Mereka dinyatakan tidak lagi terinfeksi virus corona setelah dua kali pemeriksaan dengan metode polymerase chain reaction (PCR) memperlihatkan hasil negatif. Dengan demikian, saat ini sudah ada 33.529 pasien yang dinyatakan sembuh setelah sempat terpapar Covid-19.

Akan tetapi, Yurianto juga menyampaikan kabar duka dengan masih adanya pasien Covid-19 yang meninggal dunia. Pada periode 9 - 10 Juli 2020, diketahui ada 52 pasien Covid-19 yang tutup usia. "Sehingga totalnya menjadi 3.469 orang," tutur Yurianto.

Pemerintah telah menyatakan bahwa kasus Covid-19 sudah tercatat di semua provinsi atau 34 provinsi yang ada di Indonesia. Secara khusus, diketahui ada 459 kabupaten/kota yang sudah terdampak penularan virus corona. Jumlah ini bertambah dua daerah jika dibandingkan data kemarin.

Selain itu, pemerintah juga mengungkap ada 38.705 orang yang berstatus orang dalam pemantauan atau ODP. Kemudian, diketahui ada 13.882 orang yang berstatus pasien dalam pengawasan atau PDP. (bayu/dtc/kpc)tan

Sumber: Tribun Jateng
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved