Berita Sragen
Warga Bonagung Tanon Sragen Tolak Jual Sawah untuk Pabrik Sepatu, Ini Kata Pihak Desa
Dirinya menyampaikan pembangunan pabrik sepatu di wilayah tersebut akan meningkatkan perekonomian warga sekitar terlebih pemilik lahan sawah
Penulis: Mahfira Putri Maulani | Editor: muslimah
TRIBUNJATENG.COM, SRAGEN - Belasan warga pemilik sawah di Desa Bonagung, Kecamatan Tanon, Kabupaten Sragen telah lakukan aksi penolakan jual sawah.
Penolakan tersebut dilatarbelakangi anggapan menjual tanah akan menghilangkan mata pencaharian utama para warga yang notabenenya petani.
Pengakuan berbeda disampaikan oleh Kepala Desa Bonagung, Suwarno ketika ditemui di ruang kerjanya.
Dirinya menyampaikan pembangunan pabrik sepatu di wilayah tersebut akan meningkatkan perekonomian warga sekitar terlebih pemilik lahan sawah.
"Lahan yang tidak mau dijual kita tawarkan untuk dipindah di tempat yang lebih baik mungkin di daerah Gabugan, Desa Tanon ataupun Desa Suwatu."
"Selain itu pemilik lahan akan otomatis menjadi anggota pasar karena semua pemilik lahan yang dibeli maupun diganti lahan akan diganti kios berbentuk bangunan seluas 1 hektar," terang Suwarno, Selasa (14/7/2020).
Dirinya menyampaikan pihak investor akan membangun pasar di dekat pintu keluar pabrik dimana akan ada 100 kios yang bisa dimanfaatkan warga pemilik lahan.
"Kita bisa membayangkan dengan adanya pasar itu saya yakin akan menimbulkan dampak ekonomi yang lebih baik terhadap warga Bonagung khususnya yang punya lahan," katanya.
Nantinya kios pasar tersebut dimiliki oleh seluruh pemilik lahan yang digunakan industri untuk membangun pabrik tersebut.
Rencananya akan ada sebanyak 20 ribu sampai 30 karyawan yang akan bekerja di pabrik sepatu tersebut dan terbagi menjadi tiga shift.
"Bisa dibayangkan orang-orang pasti lalu-lalang dan mungkin sebagian ingin membeli minuman, makanan ataupun pakaian dan sudah otomatis akan membeli di kios itu," ujarnya.
Dirinya meyakini dampak ekonomi akan beralih menjadi lebih kuat di Desa Bonagung. Suwarno menyampaikan pengakuan dari PT belum pernah memberi solusi seperti itu.
Dengan gambaran itu, pihak Pemdes siap mendukung wacana tersebut. Suwarno menyampaikan awal mula negosiasi tersebut sudah mendapatkan respon baik dari masyarakat.
Namun beberapa hari terakhir ada beberapa masyarakat yang tiba-tiba tidak menyetujui pembangunan pabrik sepatu tersebut.
Suwarno menyampaikan tidak begitu mengetahui alasan para petani tidak mau menjual lahan milik mereka, dirinya hanya memperkirakan harga yang ditawarkan masih kurang.