Berita Internasional
Terapkan Lockdown Ketat Tangkal Covid-19, Kartel Kolombia Tak Segan Bunuh Pelanggar
Dia mengungkapkan, para penjahat itu mengklaim "terpaksa membunuh orang untuk menyelamatkan nyawa yang lain.
TRIBUNJATENG.COM, BOGOTA - Tidak hanya pemerintah yang menerapkan aturan lockdown.
Kelompok bersenjata ilegal, termasuk kartel, di Kolombia dilaporkan menerapkan lockdown ketat untuk menangkal virus corona Covid-19 di wilayah yang mereka kuasai.
Berdasarkan laporan yang dikeluarkan Human Rights Watch (HRW), mereka mengancam bahkan membunuh orang yang tidak mematuhi aturan.
• Pembunuh Ibu Kandung di Kebumen Menangis Sesenggukan Kena Terapi Hipnotis AKBP Rudy Cahya
• Kisah Polwan Cantik Menyamar Tangkap Dion Playboy Cap Kampak yang Kencani 15 Wanita & Curi Hartanya
• Peruntungan Shio Besok Jumat 17 Juli 2020
• Anjani Pegawai Bappenas Alami Kecelakaan Tabrak 2 Pemotor Hingga Tewas Jadi Tersangka, Tidak Ditahan
Dalam beberapa bulan terakhir, setidaknya ada sembilan orang yang dibunuh oleh geng kriminal itu, baik karena melanggar atau terang-terangan menentang.
Edison Leon, salah seorang pemimpin komunitas setempat, dibunuh pada Juni lalu setelah mengirimkan surat peringatan kepada pemerintah.
Dalam suratnya, Leon memperingatkan ada kelompok bernama La Mafia yang memaksakan pos pemeriksaan kepada warga maupun tenaga kesehatan di region Putumayo.
"Saya tidak berniat untuk mengirimkan orang kepada kematian," tulis Leon.
Beberapa hari kemudian, kelompok itu membunuhnya.
Hingga Rabu malam waktu setempat (15/7/2020), kasus Covid-19 di Kolombia sudah mencapai 165.169 dengan 5.814 korban meninggal.
Di kota pelabuhan bernama Tumaco, yang disebut merupakan salah satu tempat berbahaya di negara itu, geng kriminal melarang warga untuk memancing.
Dilansir Daily Mail Kamis (16/7/2020), mereka bahkan menerapkan jam malam pukul 17.00.
Jauh lebih ketat dari yang diberlakukan pemerintah.
Jose Miguel Vivanco, Direktur Amerika HRW menerangkan, hukuman keras dari kartel maupun geng itu menyasar daerah miskin maupun terpencil.
"Setiap orang yang berada di daerah tersebut terancam diserang, bahkan harus kehilangan nyawanya jika meninggalkan rumah," jelas Vivanco.
CEO Meta Mark Zuckerberg Umumkan PHK Massal Gelombang Kedua, Kali Ini 10.000 Karyawan |
![]() |
---|
Korban Tewas Topan Freddy di Malawi dan Mozambik Bertambah Jadi 210 Orang |
![]() |
---|
PM Malaysia Anwar Ibrahim Dapat Kiriman Paket Pasta Gigi Ganja dari Indonesia |
![]() |
---|
Polandia Ingin Pengungsi Ukraina Kembalikan Uang Bansos yang Sudah Diberikan |
![]() |
---|
100 Orang Lebih Tewas Akibat Topan Freddy di Malawi dan Mozambik |
![]() |
---|