Berita Internasional

Terapkan Lockdown Ketat Tangkal Covid-19, Kartel Kolombia Tak Segan Bunuh Pelanggar

Dia mengungkapkan, para penjahat itu mengklaim "terpaksa membunuh orang untuk menyelamatkan nyawa yang lain.

istimewa
ilustrasi 

Dia menjelaskan grup tersebut berisi mantan pemberontak dari Revolutionary Armed Forces of Colombia dan Pasukan Pembebasan Nasional.

Dalam pandangan Vivanco, kelompok itu tak hanya ingin meraih legitimasi sekaligus mengamankan pengaruh.

Tapi juga ketakutan akan virus corona.

Banyak di daerah pedesaan di mana grup itu beroperasi tak mempunyai peralatan seperti ventilator untuk merawat pasien virus corona.

"Jelas terdapat ketakutan bahwa wabah ini bisa menjangkiti mereka," jelas Vivanco.

Apalagi selain pandemi, Kolombia juga dihantam isu lain.

Di antaranya produksi masif koka, perdagangan narkoba, maupun pembunuhan pemimpin sosial maupun eks gerilyawan pasca-penandatanganan perjanjian 2016.

Pengangguran di negara Amerika Latin itu kini mencapai 21 persen, dengan diprediksi 4,7 juta orang akan jadi orang miskin baru pada akhir 2020.

Dalam investigasinya, HRW menemukan bahwa kelompok bersenjata ilegal memberlakukan aturan menangkal Covid-19 di 11 dari 32 region.

Peringatan itu kemudian disampaikan kepada warga baik melalui pamflet maupun pesan WhatsApp.

Seperti salah satu pemimpin masyarakat di Putumayo.

Kepada The Guardian dalam kondisi anonim, dia mengungkapkan para penjahat itu mengklaim "terpaksa membunuh orang untuk menyelamatkan nyawa yang lain.

Selain itu, mereka juga menyatakan bahwa hanya warga yang bekerja di toko makanan, toko roti, maupun apotek yang diizinkan keluar.

Dalam salah satu kasus, tiga warga sipil ditembak mati dan empat lainnya terluka di kawasan barat daya karena kedapatan di taman.

Halaman
123
Sumber: Kompas.com
BERITATERKAIT
  • Ikuti kami di
    KOMENTAR

    BERITA TERKINI

    © 2023 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved