BPJS Ungaran
BPJS Kesehatan Ungaran Optimalkan Program Rujuk Balik Melalui Koordinasi Antar Faskes & Apotek PRB
Sebagai salah satu program unggulan guna meningkatkan kualitas pelayanan Kesehatan bagi peserta Program Jaminan Kesehatan Nasional-Kartu Indonesia Seh
TRIBUNJATENG.COM, UNGARAN - Sebagai salah satu program unggulan guna meningkatkan kualitas pelayanan Kesehatan bagi peserta Program Jaminan Kesehatan Nasional-Kartu Indonesia Sehat (JKN-KIS) serta memudahkan akses pelayanan kesehatan kepada peserta penderita penyakit kronis, maka dilakukan optimalisasi pelayanan Program Rujuk Balik (PRB).
Kepala Bidang Penjaminan Manfaat Rujukan BPJS Kesehatan Cabang Ungaran, Hubertus Genias Unggulian, menjelaskan pelayanan program rujuk balik adalah pelayanan kesehatan yang diberikan kepada penderita penyakit kronis dengan kondisi stabil dan masih memerlukan pengobatan atau asuhan keperawatan jangka panjang yang dilaksanakan di Faskes Tingkat Pertama atas rekomendasi/rujukan dari Dokter Spesialis/Sub Spesialis yang merawat.
“Dalam pelaksaannya program rujuk balik ini wajib dilakukan bagi peserta dengan kondisi stabil. Dalam hal ini yaitu kondisi dimana penderita penyakit kronis berdasarkan diagnosis mempunyai parameter-parameter yang stabil sesuai dengan yang ditetapkan oleh dokter spesialis/ sub spesialis,” kata Hubertus dalam pertemuan koordinasi pelayanan PRB Kabupaten Semarang (24/07/2020).
Hubertus menekankan bahwa program rujuk balik ini merupakan salah satu manfaat dalam jaminan kesehatan yang diterima peserta.
“Program Rujuk Balik ini bermanfaat bagi peserta dalam meningkatkan kemudahan akses pelayanan kesehatan, meningkatkan pelayanan kesehatan yang mencakup akses promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif, meningkatkan hubungan dokter dengan pasien dalam konteks pelayanan holistik, serta memudahkan untuk mendapatkan obat yang diperlukan,” ujar Hubertus.
Hubertus mengatakan selain memberikan kemudahan bagi peserta, PRB juga memberikan keuntungan bagi fasilitas kesehatan. Bagi Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama (FKTP), bermanfaat dalam meningkatkan fungsi faskes selaku gate keeper dari aspek pelayanan komprehensif dalam pembiayaan yang rasional, meningkatkan kompetensi penanganan medik berbasis kajian ilmiah terkini (evidence based) melalui bimbingan organisasi/dokter spesialis, dan meningkatkan fungsi pengawasan pengobatan.
“Sedangkan bagi Fasilitas Kesehatan Rujukan Tingkat Lanjut (FKRTL), bermanfaat dalam mengurangi waktu tunggu pasien di poli RS, meningkatkan kualitas pelayanan spesialistik di rumah sakit serta meningkatkan fungsi spesialis sebagai koordinator dan konsultan manajemen penyakit,” imbuhnya.
Dalam pertemuan yang dihadiri person in charge (PIC) PRB Kabupaten Semarang ini, juga disampaikan kembali ketentuan umum PRB, alur pelayanan peserta PRB, dan mekanisme pendaftaran peserta PRB.
Untuk mendukung Program PRB bisa berjalan dengan optimal, Hubertus berpesan agar masing-masing PIC PRB bisa menjalankan fungsi, peran dan tanggung jawabnya dengan baik. Ia juga berharap melalui pertemuan koordinasi ini bisa meningkatkan sinergi antara FKTP, FKRTL dan apotek PRB dalam memberikan pelayanan peserta PRB sekaligus menuntaskan kendala yang dialami dalam pelaksanaan pelayanan PRB.
PIC PRB RS Ken Saras, Desy Transitawati, menyampaikan bahwa kegiatan koordinasi pelayanan PRB ini baik untuk meningkatkan pelayanan sehingga kedepannya agar lebih sering diadakan.
“Kita jadi bisa berdiskusi secara langsung dan bersama mencari solusi atas kendala yang dihadapi di lapangan. Makanya koordinasi ini penting untuk meningkatkan efektivitas komunikasi antar faskes dan apotek PRB dalam pelaksanaan pelayanan PRB,” tutur Desy.
Desy juga mengungkapkan komitmennya untuk turut serta mengoptimalkan pelayanan PRB, salah satunya dengan mensosialisasikan program ini kepada pasien. Hal ini senada dengan PIC PRB Apotek Sidowaras III, Vita Ariana, menurutnya edukasi kepada pasien terkait pelayanan PRB sangat diperlukan.
“Pasien selalu kita edukasi agar lebih paham tentang PRB. Biasanya kita jelaskan alur dan mekanisme pengobatan dalam PRB. Harapannya dengan pasien itu paham maka bisa turut serta menyukseskan pelayanan PRB,” kata Vita. (*)