KKN Undip
Peluang Bisnis Budidaya Hidroponik di Tengah Pandemi
Covid-19 yang telah ditetapkan oleh World Health Organization (WHO) sebagai pandemi pada hari Rabu, 11 Maret 2020 telah menginfeksi jutaan orang di d
TRIBUNJATENG.COM, BLORA – Covid-19 yang telah ditetapkan oleh World Health Organization (WHO) sebagai pandemi pada hari Rabu, 11 Maret 2020 telah menginfeksi jutaan orang di dunia.
Selain berpengaruh pada dunia kesehatan, virus ini juga mengubah tatanan kehidupan ekonomi dan sosial di seluruh dunia.
Kesejahteraan masyarakat mengalami penurunan jika dilihat dari banyaknya perusahaan yang melakukan pemutusan kerja (PHK) kepada para karyawan agar tetap bisa bertahan di tengah kondisi sulit ini.

Selain karyawan, para pedagang dan pengusaha pun merasakan penurunan omzet secara drastis selama kurang lebih 4 bulan terakhir.
Pandemi ini memengaruhi matapencaharian dan tingkat penghasilan masyarakat. Tak terlepas Kabupaten Blora pun turut merasakan dampak dari adanya pandemi ini.
Mahasiswa KKN TIM II UNDIP Chintaka Milenia P, yang bertugas di Kabupaten Blora khususnya Kecamatan Ngawen, berinisiatif membantu pemulihan kesejahteraan masyarakat dari pengelolaan bisnis budidaya hidroponik.
Metode ini cukup mudah dilakukan semua orang.
Hanya butuh ketelatenan untuk merawatnya.
“Kami juga sempat bertemu dengan Pak Budi salah satu pemilik hidroponik di wilayah Ngawen. Beliau mengatakan bahwa budidaya hidroponik ini mudah untuk dilakukan asalkan telaten dalam merawat dan selalu rutin untuk mengecek kadar nutrisi dalam air yang dibutuhkan oleh tanamannya,” kata Chintaka, Rabu (22/7/2020).
Selain itu, budidaya tanaman hidroponik ini pun tidak membutuhkan lahan yang luas dan dapat dilakukan di pekarangan rumah.
Alat-alat
Alat dan bahan yang dibutuhkan tidak terlalu mahal bahkan dapat dilakukan dengan menggunakan botol plastik bekas.
Alat yang dibutuhkan berupa rockwool, botol plastik bekas 1,5 liter, gelas plastik cup kecil, kain flannel sebagai sumbu, bibit sayuran (dalam percobaan kali ini menggunakan bibit sawi), dan Nutrisi Hidroponik AB Mix.
Kebetulan proses budidaya hidroponik yang dilakukan Chintaka masih dalam tahap penyemaian benih.
Sekitar 2 hari benih baru siap dipindahkan ke media gelas plastik dan botol plastik dengan menggunakan flannel sebagai sumbu untuk menjaga agar tanaman tetap mendapatkan air yang cukup.
“Hasil akhir yang akan didapat nantinya akan dibagikan kepada masyarakat beserta informasi step by step dalam mengelola budidaya hidroponik,” jelasnya.
Jika hasilnya memuaskan hal ini dapat menarik minat masyarakat untuk mencobanya sendiri dan kami tetap bersedia untuk membantu jika ada masyarakat yang kesulitan atau belum paham dengan step by step yang telah kami jelaskan.
Selain itu, di daerah Blora dan sekitarnya bisnis budidaya hidroponik belum banyak peminatnya bahkan peralatan yang dibutuhkan seperti rockwool dan Nutrisi AB Mix pun masih sulit untuk didapatkan.
Nantinya dengan berjalannya waktu diharapkan budidaya hidroponik ini dapat semakin popular dan dapat dimanfaatkan masyarakat untuk menciptakan peluang bisnisnya sendiri seperti penyediaan alat dan bahan yang dibutuhkan untuk budidaya tanaman hidroponik.
Kepala Pusat Pelayanan Kuliah Kerja Nyata (P2KKN) LPPM Undip, Fahmi Arifan ST M.Eng, menyebutkan, ada sejumlah 3.852 mahasiswa mengikuti KKN Tim II 2020. Mereka disebar ke seluruh daerah di Indonesia dari Aceh hingga Papua Barat.
Fahmi mengatakan, adanya pandemi Covid-19 maka kegiatan KKN tim 2 2019/2020 mengalami perubahan.
”Yang biasanya dilakukan secara kelompok (tim) maka pada KKN periode ini dilakukan dengan secara mandiri (individu) atau KKN Pulang Kampung,” kata mahasiswi Teknologi Pangan Fakultas Peternakan dan Pertanian Undip ini.
KKN yang biasanya dilakukan di lokasi yang ditentukan oleh LPPM, lanjutnya, maka saat ini ditentukan berdasarkan lokasi domisili (kampung halaman) dari mahasiswa atau dapat memilih lokasi di luar domisili.
“Tentunya harus tetap memperhatikan protokol kesehatan di masa pandemi Covid-19 ini,” katanya.
Pada pelaksanaan KKN Tim II TA 2019/2020 ini, melibatkan Dosen KKN sebanyak 105 orang, Dosen Koordinator KKN sebanyak 11 orang, dan Kapus-Sekpus P2KKN (Total 118 orang dosen).
Dijelaskannya, KKN Tim II TA 2018/2019 esensinya tetap merupakan KKN - PPM, dengan imbangan program monodisiplin adalah 2.
Artinya, setiap mahasiswa KKN wajib membuat 2 program monodisipliner sesuai kompetensi keilmuannya, dengan tema Pencegahan Penularan dan Penyebaran Covid 19 dan program pemberdayaan masyarakat dengan pengembangan potensi desa yang bertemakan SDG’s di era pandemi Covid 19.
Kegiatannya antara lain, pemberdayaan keluarga atau masyarakat di lingkungan tempat tinggal yang sesuai dengan SDGs (Sustainabel Development Goals), Pemberdayaan UMKM, tema Bidang Kesehatan, Sains teknologi, Bidang Teknologi Informasi, Bidang Teknologi Industry, Pertanian, Perikanan-Peternakan, Soshum, Agroteknologi, dan Agrobisnis.
”Modul-modul, poster, buku saku, lembar balik dapat digunakan oleh masyarakat desa setelah mahasiswa kembali ke kampus, sehingga program kegiatan dapat berkelanjutan,” jelasnya. (*)