Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Human Interest

Air Mata Riyati Pecah Saat Tahu Rumahnya Dibangun para Donatur

Perjuangan merantau Riyati cari nafkah ke Kota Semarang dan Bali akhirnya berakhir karena harus pulang kampung merawat anaknya seorang diri di Jambu.

Tribun Jateng/ Akbar Hari Mukti
Riyati saat ditemui di rumahnya, dusun Worawari, Desa Genting, Jambu, Kabupaten Semarang, Minggu (26/7/2020) sore. 

TRIBUNJATENG.COM -- Perjuangan merantau Riyati cari nafkah ke Kota Semarang dan Bali akhirnya berakhir karena harus pulang kampung merawat anaknya seorang diri di Jambu.

Bagaimana respon tetangga melihat kegigihannya?

Riyati (48) sedang memasak ketika Tribun Jateng mendatangi rumahnya di dusun Worawari, Desa Genting, kecamatan Jambu, Kabupaten Semarang, Minggu (26/7) sore.

Sambil memasak, sesekali Riyati melihat rumahnya yang sedang proses dibangun. Dia tampak tak bisa menyembunyikan air mata bahagia.

Berulangkali mengusap air mata di pipinya.

Sementara, beberapa pekerja yang juga tetangga Riyati tampak menyelesaikan bangunan rumah setengah bata itu.

Mereka ada yang bersihkan pasir dan sebagian lagi menata barang-barang akan ditaruh di ruangan dalam rumah tersebut.

Riyati seorang diri menghidupi anaknya, W (14). Tidak punya rumah layak huni untuk mereka berdua.

Tergugah ingin bantu memperbaiki kehidupan Riyati, para tetangga sepakat iuran untuk bahu membahu membangunkan rumah bagi Riyati.

"Saya berterimakasih kepada para warga dan donatur yang dengan ikhlas membangunkan rumah dan membantu kami berdua," jelas Riyati, sambil terus menyeka air matanya.

Dia bercerita, pernah bekerja di Kota Semarang hingga Bali.

"Sempat bekerja, 2018 di Bali. Anak saya titipkan di rumah budhe. Pokoknya apa saja saya kerjakan. Jadi pembantu rumah tangga sampai jaga toko pernah saya lakoni," ungkapnya.

Saat budhenya meninggal, Riyati pulang ke dusun Worawari merawat anak kandungnya.

"Karena saya memahami bahwa anak saya cuma memiliki saya, tak ada yang lain lagi. Maka saya harus pulang," imbuhnya.

Ia dan anaknya sempat harus menumpang hidup di rumah saudaranya. Kemudian diusir oleh saudaranya.

"Karena saya tak ingin menyulitkan siapapun maka saya tak lagi menumpang hidup di rumah saudara," paparnya.

Sekarang ibu satu anak ini jualan bubur di dusun Worawari untuk membesarkan anaknya. Kemudian dia mengadu kepada Jumadi tetangganya.

Kemudian Jumadi konsultasi dan rapat bersama Kepala Dusun setempat pada April 2020. Tiap KK iuran Rp 25 ribu. "Di sini ada 40 KK, tapi kalau ada yang ingin memberikan lebih ya lebih baik," kata Jumadi.

Riyati juga sempat pinjam dana kas tahlilan desanya Rp 700 ribu untuk beli material rumahnya.

"Pokoknya kami sifatnya membantu, seadanya uang berapa, kami ingin warga di sini bisa berteduh dengan layak," terang Jumadi.

Selesai dibangun itu rumah rupanya belum utuh. Baru ada satu kamar padahal anak Riyati mulai beranjak dewasa. Lalu Jumadi ikhtiar lagi cari donatur.

Shinta Ardhan, penggagas donasi rumah sehat Riyati menjelaskan, awalnya ia sedang melihat-lihat rumah Riyati, Juni 2020 lalu.

"Saya lihat kok kamarnya hanya satu, dan memang dipakai untuk dua orang. Padahal, anaknya laki-laki dan sudah beranjak dewasa," jelasnya.

Maka Shinta pun mulai mengajak beberapa donatur untuk membantu membangunkan rumah Riyati menjadi lebih layak.

"Artinya layak itu ada dapur, kamar tidur minimal dua, dan harus ada kamar mandi," jelasnya.

Singkat cerita, Shinta berhasil menghimpun dana dari donator mencapai Rp 23 juta. "Uang itu langsung kami belikan beberapa barang, di antaranya perlengkapan tidur hingga kamar mandi untuk rumah Riyati agar semakin layak. Bayar utang pak Jumadi Rp 700 ribu ke jamaah tahlinannya," papar dia.

Selain itu ada donatur yang memberikan sebuah sepeda motor ke anaknya. Dari penuturkan anak Riyati, Shinta menyebutkan sejak lama sang anak ingin memiliki motor sendiri.

"Setelah mendapatkan motor, anak tersebut berterimakasih ke Riyati dan berjanji akan sekolah secara bersungguh-sungguh di SMPN 2 Jambu," papar Shinta.

Shinta mengaku termotivasi dengan kisah hidup Riyati, yang ingin membesarkan anaknya dan tak merepotkan orang lain.

"Ini berkaitan langsung dengan pemberdayaan perempuan dan perlindungan anak. Anaknya sempat kena perundungan karena kondisinya. Kami ingin mereka jadi pribadi yang kuat," harapnya. (akbar hari mukti)

Sinopsis Drakor Uncontrollably Fond Episode 11, No Eul Tak Bisa Temui Joon Young

Hasil Swab Mandiri Purnomo Ternyata Negatif: Saya Tidak Terkena Covid-19, Alhamdulillah

Film Qasem Soleimani Akan Diproduksi, Simbol Sejarah dan Perjuangan di Timur Tengah

Heboh Hanggar Raksasa Rahasia Tempat Alien dan UFO di AS Tiba-tiba Hilang Tanpa Jejak 

Sumber: Tribun Jateng
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved