Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

KKN Undip

Ikan Bandeng Asap Tanpa Proses Pengasapan, Begini Cara Pembuatannya

Di Desa Gedungmulyo ini memiliki potensi tambak yang cukup baik, sehingga tak heran jika banyak warga yang mengolah ikan menjadi ikan asap.

Editor: abduh imanulhaq
IST
Pelaksanaan pelatihan pembuatan ikan bandeng asap oleh mahasiswa KKN Undip 

TRIBUNJATENG.COM, REMBANG - Ikan asap merupakan produk hasil olahan tradisional yang sudah tidak asing lagi bagi warga, khususnya di Desa Gedongmulyo, Kecamatan Lasem, Kabupaten Rembang, Jawa Tengah.

Di Desa Gedungmulyo ini memiliki potensi tambak yang cukup baik, sehingga tak heran jika banyak warga yang mengolah ikan menjadi ikan asap.

Namun proses pengasapan yang dilakukan masyarakat sekitar masih bersifat tradisional.

Padahal roses pengasapan yang dilakukan secara tradisional memliki banyak kekurangan antara lain dapat menyebabkan pencemaran lingkungan serta ikan pengasapan yang dihasilkan kurang sehat karena mengandung senyawa karsinogenik yang dapat menyebabkan kanker.

Sehingga perlu diperkenalkan kepada masyarakat bahwasannya sekarang sudah ada suatu terobosan baru mengenai proses pengasapan ikan tanpa harus melalui pengasapan, proses ini tentunya memberikan kualitas ikan asap yang lebih baik dan sehat yaitu dengan menggunakan Asap Cair.

Melihat kondisi tersebut salah satu Mahasiswa KKN Tim II Universitas Diponegoro 2020 Muhammad Bahtiar Rusdi berinisiatif mengadakan pelatihan pembuatan ikan bandeng asap menggunakan Asap Cair sebagai pengganti proses pengasapan ikan yang masih dengan cara tradisional.

“Program ini bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan masyarakat tentang pengasapan yang lebih higienis dan sehat,” kata mahasiswa Teknologi Hasil Perikanan Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Undip ini, Rabu (29/7/2020).

Selain itu, supaya masyarakat dapat menciptakan produk khas Rembang berupa ikan bandeng asap dengan cara pengasapan yang berbeda.

Pelaksanan kegiatan diawali dengan mejelaskan proses pembuatan Asap Cair kepada peserta sambil memperlihatkan video proses pembuatannya.

Kemudian mempraktekan cara membuat ikan bandeng asap.

Dimana tahapan yang dilakukan yaitu membersihkan ikan bandeng yang akan digunakan.

Membuat larutan asap cair dengan konsentrasi asap cair 5% yaitu dengan mencampurkan asap cair 50 ml, air 950 ml, dan ditambah garam 50gr.

Ikan direndam selama 1 jam, kemudian di oven selama 1,5 jam sampai berwarna coklat keemasan. Program pelatihan diakhiri dengan para peserta mencicipi hasil ikan bandeng asap dan memberikan komentarnya.

“Dari program ini diharapkan masyarakat dapat menciptakan ikan asap yang higienis dan sehat serta dapat menciptakan produk oleh-oleh khas Rembang berupa ikan bandeng asap,” katanya.

Kepala Pusat Pelayanan Kuliah Kerja Nyata (P2KKN) LPPM Undip, Fahmi Arifan ST M.Eng, menyebutkan, ada sejumlah 3.852 mahasiswa mengikuti KKN Tim II 2020. Mereka disebar ke seluruh daerah di Indonesia dari Aceh hingga Papua Barat.

Fahmi mengatakan, adanya pandemi Covid-19 maka kegiatan KKN tim 2 2019/2020 mengalami perubahan.

KKN yang biasanya dilakukan di lokasi yang ditentukan oleh LPPM, lanjutnya, maka saat ini ditentukan berdasarkan lokasi domisili (kampung halaman) dari mahasiswa atau dapat memilih lokasi di luar domisili.

“Tentunya harus tetap memperhatikan protokol kesehatan di masa pandemi Covid-19 ini,” katanya.

Pada pelaksanaan KKN Tim II TA 2019/2020 ini, melibatkan Dosen KKN sebanyak 105 orang, Dosen Koordinator KKN sebanyak 11 orang, dan Kapus-Sekpus P2KKN (Total 118 orang dosen).

Dijelaskannya, KKN Tim II TA 2018/2019 esensinya tetap merupakan KKN - PPM, dengan imbangan program monodisiplin adalah 2.

Artinya, setiap mahasiswa KKN wajib membuat 2 program monodisipliner sesuai kompetensi keilmuannya, dengan tema Pencegahan Penularan dan Penyebaran Covid 19 dan program pemberdayaan masyarakat dengan pengembangan potensi desa yang bertemakan SDG’s di era pandemi Covid 19.

Kegiatannya antara lain, pemberdayaan keluarga atau masyarakat di lingkungan tempat tinggal yang sesuai dengan SDGs (Sustainabel Development Goals), Pemberdayaan UMKM, tema Bidang Kesehatan, Sains teknologi, Bidang Teknologi Informasi, Bidang Teknologi Industry, Pertanian, Perikanan-Peternakan, Soshum, Agroteknologi, dan Agrobisnis.

”Modul-modul, poster, buku saku, lembar balik dapat digunakan oleh masyarakat desa setelah mahasiswa kembali ke kampus, sehingga program kegiatan dapat berkelanjutan,” jelasnya. (*)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved