Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Berita Video

Video Sapi Pemakan Sampah di TPS Jatibarang Tak Dijadikan Hewan Kurban

Ribuan sapi pemakan sampah di TPA Jatibarang Semarang dipastikantidak d jual di pasaran.

Penulis: iwan Arifianto | Editor: abduh imanulhaq

TRIBUNJATENG.COM, SEMARANG - Berikut ini video sapi pemakan sampah di TPS Jatibarang tak dijadikan hewan kurban

Ribuan sapi pemakan sampah di TPA Jatibarang Semarang dipastikan seorang peternak di wilayah tersebut tidak dijual di pasaran.

"Sapi pemakan sampah di sini tidak dijual untuk hewan kurban, tidak ada yang berani," ujar seorang peternak sapi di wilayah TPA Jatibarang yang enggan diungkapkan identitasnya kepada Tribunjateng.com, Rabu (29/7/2020) sore.

Menurut peternak tersebut, ada beberapa alasan pemilik sapi pemakan sampah dijual untuk hewan kurban.

Pertama lantaran sapi pemakan sampah harus disembelih dengan cara-cara tertentu.

Tidak sembarang tukang jagal bisa menyembelih sapi pemakan sampah sebab sapi tersebut dikenal hewan yang liar.

"Jadi kalau untuk hewan kurban sapi itu pasti ngamuk berbeda dengan sapi ternak," paparnya.

Alasan berikutnya, lanjut peternak tersebut, pemilik sapi enggan menjual takut berisiko lantaran sapi pemakan sampah diliarkan begitu saja di TPA Jatibarang.

Mereka takut andai sapi untuk hewan kurban lalu mdikonsumsi banyak orang maka dapat keracunan atau ada efek negatif lainnya.

Apalagi ketika disembelih, jeroan sapi hanya berisi sampah plastik.

"Dengan alasan tersebut bisa saya pastikan sapi pemakan sampah tidak beredar di masyarakat untuk hewan kurban," terangnya.

Kendati demikian, peternak itu tidak menampik bahwa sapi pemakan sampah tetap dijual ke pasaran.

Ketika disinggung lebih detail alur penjualan sapi tersebut, ia enggan menjelaskan.

"Tetap dijual, dengan harga miring sekira Rp. 14 juta perekor," ungkapnya.

Dijelaskannya, habitat sapi pemakan sampah kini sudah mencapai lebih dari 2 ribu ekor dengan jumlah pemilik sekira 200 orang di kampung Dukuh Bambankerep, Kelurahan Kedungpane, Kecamatan Mijen.

Di sisi lain, peternak sapi tersebut merupakan satu-satunya peternak yang merawat sapi dengan standar pakan dan kebersihan sesuai standar.

Puluhan sapinya tidak diliarkan seperti sapi pemakan sampah.

Untuk urusan pakan, sapinya diberi jerami didukung asupan ampas kedelai dan ampas tahu.

"Sapi saya sudah terjamin kebersihannya," ujarnya.

Soal penjualan, peternak itu sudah menjual 35 ekor sapi dengan kisaran harga Rp. 18 juta ke atas.

Jenis sapi yang dijaul beraneka ragam, jenis sapi limosin juga ada di kandang miliknya.

"Angka penjualan tahun ini turun 30 persen dibandingkan dengan tahun sebelumnya, mungkin karena wabah virus Corona," tandasnya. (*)

TONTON JUGA DAN SUBSCRIBE : 

Sumber: Tribun Jateng
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved