Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Berita Video

Video Viral CCTV, Detik-detik Bus Sugeng Rahayu Tabrak Benteng Takeshi Pasar Kertek

Video detik-detik kecelakaan bus Sugeng Rahayu di pertigaan Pasar Kertek Wonosobo viral di media sosial.

Penulis: kristiyawanto | Editor: abduh imanulhaq

TRIBUNJATENG.COM - Berikut ini video viral CCTV, detik-detik bus sugeng Rahayu Tabrak Benteng Takeshi Pasar Kertek.

Video detik-detik kecelakaan bus Sugeng Rahayu di pertigaan Pasar Kertek Wonosobo viral di media sosial.

Rekaman CCTV berdurasi 29 detik menunjukkan bus Sugeng Rahayu dari arah Temanggung meluncur kencang di turunan pukul 21.05 WIB, Jumat (31/7/2020).

Bus itu kemudian menghantam benteng takeshi yang berada di bawah posisi kamera terpasang.

Kamera CCTV ini berada di bagian atas pos polisi Kertek.

Terlihat di video beberapa detik sebelumnya, sebuah mobil hitam melaju ke arah Purworejo dari arah Wonosobo menyeberangi jalur yang akan dilintasi bus.

Kemudian pas saat kejadian, dua motor yang akan bergerak ke arah Purworejo berhenti di pertigaan sehingga terhindar dari terjangan bus.

Sebuah motor lain beberapa detik di depan bus sudah berbelok ke arah Wonosobo.

Kecelakaan tunggal bus Sugeng Rahayu yang diduga alami rem blong ini menyebabkan adanya korban meninggal.

Secara umum, kondisi lalu lintas tampak ramai lancar sebelum musibah terjadi.

Terlihat juga bus terus melaju di lajur kanan sehingga kendaraan dari arah Temanggung di lajur kiri selamat tidak tersambar.

Pada akhir rekaman yang beredar ini, pandangan kamera terlihat bergoyang. 

Pertigaan Pasar Kertek ini sangat padat pada siang hari.

Di sini merupakan pertemuan arus kendaraan dari arah Temanggung, Wonosobo, Purworejo atau sebaliknya.

Kapolres Wonosobo AKBP Fannky Ani Sugiharto menyatakan rem bus Sugeng Rahayu W7120UZ diduga blong sejak 1,5 kilometer sebelum pertigaan Pasar Kertek.

Bus itu pun meluncur kencang hingga menabrak benteng takeshi atau tumpukan ban penyelamat di samping pos polisi Pasar Kertek.

Keterangan ini disampaikan Kapolres Wonosobo AKBP Fannky Ani Sugiharto seusai proses evakuasi korban dan bus di lokasi musibah.

"Kecelakaan tadi terjadi sekitar pukul 21.00 dengan korban meninggal satu orang yakni sopir.

Kalau tidak salah, ada lima penumpang yang luka-luka," terang AKBP Fannky.

Mengenai kronologi kecelakaan, dia menduga rem bus jurusan Surabaya-Purwokerto itu tidak berfungsi atau mengalami rem blong saat melaju di turunan panjang dari arah Temanggung.

AKBP Fannky memperkirakan rem bus blong dari jarak sekitar 1,5 kilometer di turunan sebelum Pasar Kertek.

“Itu kan konturnya turunan panjang. Di jalan ini rawan dan sering terjadi kecelakaan,” imbuhnya.

Mujur, tidak ada kendaraan lain yang terlibat kecelakaan.

Selain sopir, bus Sugeng Rahayu jurusan Surabaya-Purwokerto ini membawa 10 penumpang.

Di sisi lain, Fannky menegaskan sudah sering mengimbau warga dan pengunjung pasar agar tidak berada di sekitar benteng takeshi lantaran berbahaya.

“Biasanya yang sering ada di dekat sini tukang ojek dan pedagang sayur.

Saat kejadian tidak ada orang yang berada di dekat dinding ini,” imbuhnya.

Polisi bersama tim dari Basarnas beserta warga setempat langsung melakukan evakuasi sopir dan penumpang yang masih ada di dalam bus.

“Kami agak mengalami kesulitan untuk mengevakuasi karena (sopir) terjepit di antara besi-besi di kepala bus.

Sopir tidak terselamatkan dan meninggal di tempat,” ungkap Fannky.

Identitas mendiang sopir masih belum diketahui.

Jasadnya langsung dibawa ke rumah sakit untuk keperluan pemulasaraan.

Seorang warga yang ikut menolong proses evakuasi mengatakan bahwa sejumlah penumpang mengalami luka.

Tubuh mereka bertumpukan di bagian depan bus.

“Rumah saya berada di dekat lokasi.

Setelah mendengar benturan keras, saya langsung keluar dan melihat bus nabrak pengaman takeshi.

Saya berlari dan masuk ke bus itu melalui pintu belakang.

Semua penumpang terlihat menumpuk di depan.

Kemungkinan semua terdorong karena bus langsung menabrak dinding,” ujar Helmy Nur Matyas (54), warga Kampung Campursari yang tempat tinggalnya berjarak beberapa rumah dari benteng takeshi.

AKBP Fannky menambahkan penumpang yang mengalami luka dirawat di Rumah Sakit PKU Wonosobo.

Perlu diketahui, 'Benteng Takeshi' adalah puluhan ban bekas yang saling terikat ditumpuk berdiri menghadap Jalan Raya Temanggung-Wonosobo.

Dua buah tugu dibangun mengapit tumpukan ban dengan patung Harimau di atasnya.

Tumpukan ban tersebut dicat warna-warni sehingga terlihat memanjakan mata.

Sekilas, masyarakat bisa salah mengira benda itu sebagai wahana permainan atau hiasan kota hingga gerbang wisata.

Anggapan itu jelas salah.

Sebuah spanduk terbentang di atas benda itu bertuliskan, "Pagar Penahan Kecelakaan Polres Wonosobo".

Masyarakat setempat menjulukinya Benteng Takeshi.

Istilah ini ternyata bukan merujuk pada acara Game Show di Jepang, melainkan singkatan dari "Tabrak Kesini Insya Allah Hidup".

Di balik perwajahannya yang cantik, spot itu sebenarnya garang sebagai benteng penahan.

Di belakang tumpukan ban yang ditata dan diwarnai menghadap jalan, terdapat tumpukan ban-ban lain membentuk pagar.

Benteng itu dibuat untuk mengantisipasi kecelakaan di ujung turunan panjang Kertek.

Laju kendaraan yang tak terkendali karena rem blong atau masalah lainnya diharapkan tertahan oleh tumpukan ban ini sehingga bisa mengurangi risiko buruk kecelakaan.

Pagar penahan itu sudah lama berada.

Namun warga Kelurahan Kertek menata dan menghiasinya sehingga terlihat lebih cantik.

Jumat malam itu, benteng takeshi kembali merasakan hantaman kendaraan. (reza gustav)

TONTON JUGA DAN SUBSCRIBE : 

Sumber: Tribun Jateng
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved