Sektor Makanan dan Minuman Tertopang Tren Memasak di Rumah
Kinerja industri makanan dan minuman (mamin) masih kokoh, dengan aktivitasnya yang tidak mengalami kontraksi di sepanjang semester I/2020.
JAKARTA - Kinerja industri makanan dan minuman (mamin) masih kokoh meski dihantam pandemi covid-19, dengan aktivitasnya yang tidak mengalami kontraksi di sepanjang semester I/2020.
Data BPS mencatat, industri mamin masih mengalami pertumbuhan tipis 0,22 persen pada kuartal II/2020 dari periode sama tahun lalu. Sementara itu, pertumbuhan industri mamin di kuartal I/2020 tercatat tumbun 3,94 persen dari periode sama tahun lalu.
Sebagai pembanding, sebagian besar industri manufaktur lain mengalami koreksi di tengah pandemi yang mewabah. Industri tekstil dan pakaian jadi misalnya, tercatat mengalami kontraksi sebesar 14,23 persen yoy di kuartal II/2020.
Begitu pula industri manufaktur lain seperti industri karet, barang dari karet, dan plastik yang terkontraksi sebesar 11,98 persen yoy, dan industri mesin dan perlengkapan yang terkontraksi 13,42 persen yoy.
Ketua Umum Gabungan Makanan & Minuman Seluruh Indonesia (Gapmmi), Adhi Lukman mengatakan, pertumbuhan industri mamin di 6 bulan pertama tahun ini antara lain ditopang konsumsi beberapa produk, seperti produk-produk susu berikut turunannya (dairy product), minyak goreng, dan lain-lain.
“Produk mamin seperti dairy product, makanan olahan, minyak goreng, dan makanan kaleng ini masih cukup baik konsumsinya di masa pandemi. Mungkin ini berkorelasi dengan meningkatnya tren memasak di rumah,” katanya, kepada Kontan, Minggu (10/8). (Kontan/Muhammad Julian)