Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Berita Banyumas

Waspada Penyebaran Chikungunya di Banyumas, Dinkes Sudah Lakukan Fogging di 95 Titik

Penyebaran chikungunya terbilang cukup cepat, fogging adalah upaya menahan berkembang biak nyamuk aedes aegypti

Penulis: Permata Putra Sejati | Editor: muslimah
TribunJateng.com/Permata Putra Sejati
Petugas saat melakukan pengasapan atau fogging di Desa Karangduren, Kecamatan Sokaraja, Kabupaten Banyumas. 

TRIBUNJATENG.COM, PURWOKERTO - Sebagai upaya mencegah penyebaran penyakit chikungunya Dinas Kesehatan Kabupaten Banyumas sudah melakukan fogging di 95 titik sejak Januari hingga Juli 2020.

Penyebaran chikungunya terbilang cukup cepat, fogging adalah upaya menahan berkembang biak nyamuk aedes aegypti.

Kasi Pengendalian dan Pemberantasan Penyakit Menular (P2PM) Dinkes Banyumas, Arif Burhanudin mengatakan meski bukan tergolong penyakit mematikan, tetapi chikungunya dapat membuat pasien mengalami seperti orang lumpuh.

Selain itu penyembuhannya juga bisa sampai 1 bulan.

Pihaknya menambahkan jika sampai saat ini memang belum ada kasus yang meninggal karena chikungunya.

Walau bukan termasuk penyakit mematikan, tetapi penyebarannya di Banyumas terbilang banyak.

Menurutnya kondisi musim juga berpengaruh terhadap pengindukan nyamuk.

Dimana nyamuk itu akan bertelur jika adanya air, sedangkan air itu sebagai media untuk mereka bertelur dan berkembang biak.

Berdasarkan data kasus Chikungunya di Banyumas sudah tembus mencapai sekira 2.000 kasus.

Oleh karena itu, Dinas Kesehatan Banyumas mengimbau masyarakat waspada jika ada genangan-genangan air.

Arif menambahkan jika data tersebut baru perkiraan sebab soal chikungunya itu ada sebagian pasien yang memilih berobat ke mantri-mantri.

"Banyak juga yang berobat ke mantri-mantri jadi tidak semua datanya masuk di kita," katanya.

Namun pihaknya memperkirakan ada 1.500 sampai 2.000 kasus sampai bulan Juli 2020.

Karena masih dalam masa pandemi covid-19 ini diharapkan masyarakat meningkatkan kewaspadaan lebih ekstra. 

Karena selain mematuhi protokol covid-19 masyarakat juga harus mewaspadai adanya genangan-genangan air yang berpotensi menjadi indukan nyamuk. 

Karena bisa saja genangan air itu juga menjadi tempat perindukan nyamuk DBD.

"Genangan-genangan air itu misalnya yang berada di ban bekas atau bambu.

Barang-barang itu dihilangkan saja dari lingkungan agar tidak menjadi tempat perindukan nyamuk," pungkasnya.

Tempat lain yang berpotensi adalah seperti kulkas atau dispenser, dimana biasanya menjadi genangan air. (Tribunbanyumas/jti)

Sumber: Tribun Jateng
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved