KKN Undip
Mahasiswa Undip Kenalkan Instrumen Investasi di Plamongan Sari Semarang
Mahasiswa UNDIP ini kembangkan mesin handsanitizer otomatis yang dapat menyemprotkan cairan disinfektan tanpa menyentuh alatnya
TRIBUNJATENG.COM, SEMARANG - Kuliah Kerja Nyata (KKN) Undip tahun 2020 ini berbeda dari tahun-tahun sebelumnya.
Jika pada tahun sebelumnya mahasiswa diplotkan ke suatu lokasi, tahun ini KKN dilaksanakan di tempat mahasiswa saat ini berada.
Pelaksanaan KKN ini juga berbeda dikarenakan teknis pelaksanaannya dikerjakan secara individual.
Tema KKN tahun ini adalah “Pemberdayaan Masyarakat di Tengah Pandemi Covid-19 Berbasis pada Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGS)” yang dilaksanakan dari tanggal 5 Juli 2020 hingga 15 Agustus 2020.
Mahasiswa KKN Undip Tim II Periode 2019/2020, Stefanus Robert Marsiamto mengenalkan warga RT 009 RW 007 Plamongan Sari, Pedurungan, Kota Semarang, mengenai dunia investasi.
Seringkali sebelum pandemi Covid-19 ini menyebar luas, hampir tiap warga cenderung konsumtif dibanding produktif dalam mengelola uang tabungannya.
Kalaupun uang yang ada masih sisa, seringkali warga hanya menabungkan uang tersebut di bank saja.
Melihat peluang ini, mahasiswa Undip mengajak warga untuk ‘pekerjakan’ uang yang nganggur di tabungan.
Mahasiswa Undip ini mengenalkan berbagai macam instrumen investasi seperti emas, reksa dana, deposito, obligasi, hingga saham.
Dengan adanya edukasi ini diharapkan warga RT 009 RW 007 Plamongan Sari yang ekonominya terdampak Covid-19 mendapatkan tambahan penghasilan bulanan.
Dan untuk beberapa warga yang sedang dirumahkan dari pekerjaannya, mereka tetap bisa produktif walau di rumah saja.
Mahasiswa Undip ini juga ajarkan bagaimana melakukan trading saham untuk para warga yang ingin mendapatkan return tambahan yang cukup tinggi di dunia pasar modal.
Rangkaian pelaksanaan program pertama ini dilaksanakan mulai dari pengenalan berbagai instrumen investasi, dilanjutkan dengan pengenalan cara mendapatkan instrumen investasi tersebut, hingga target keuntungan yang akan didapatkan dari investasi tersebut.
Tak berhenti di sana saja, selama lebih dari 2 pekan ini, mahasiswa Undip ini tak berhenti hanya mengenalkan dunia investasi.
Dia melanjutkan pengabdiannya dengan mengenalkan dunia otomasi.
Berupa pengembangan mesin hand sanitizer otomatis yang dapat menyemprotkan cairan disinfektan tanpa menyentuh alatnya (cukup mendekatkan tangan ke mesin).
Harapan adanya edukasi ini adalah mengembangkan pola pikir masyarakat dalam pemanfaatan otomasi.
Kegiatan ini juga digunakan untuk mengisi waktu luang dari adik-adik SD hingga SMA dalam mengenal dunia otomasi robotik.
Alat hasil pembuatan mahasiswa Undip ini memanfaatkan bahan bekas sebagai bahan pembuatannya.
Hand sanitizer ini memanfaatkan bahan dari kardus bekas, tutup botol, kabel tak terpakai sebagai beberapa bahannya.
Bahan-bahan lain dari alat ini yaitu relay 5V 1 channel, modul charger micro USB, battery 18650 (bisa battery bekas powerbank), saklar, dan sensor halangan (proximity avoidable sensor).
Cara kerja dari alat ini adalah memanfatkan sensor halangan.
Ketika ada benda yang menghalangi sensor (di depan alat) maka sensor akan memberikan sinyal ke dinamo untuk berputar.
Putaran dinamo yang telah dikombinasikan dengan tutup botol bekas ini akan menekan spray hand sanitizer sehingga cairan disinfektan dapat keluar dari botol untuk menyemprot tangan.
Alat ini juga dapat diisi ulang ketika dayanya sudah habis menggunakan charger handphone 5 volt 1 ampere.
Edukasi kedua program KKN ini dilakukan melalui media online seperti Youtube dan media sosial seperti Whatsapp untuk mengindahkan anjuran pemerintah agar tetap berjaga jarak.
Mahasiswa KKN ini juga menyiapkan modul edukasi fisik dan non fisik (ebook).
Warga RT 009 RW 007 sangatlah puas karena mendapatkan pengalaman baru baik dalam dunia investasi dan dunia otomasi.
Banyak respon positif dari warga RT 009 RW 007 Plamongan Sari kepada mahasiswa UNDIP.
“Dunia investasi untuk menambah penghasilan (menghadapi goncangan ekonomi), otomasi untuk memutus rantai penyebaran COVID-19. Dan pastinya semua ini bisa dilakukan di rumah saja.” kata Stefanus Robert Marsiamto. (*)