Berita Semarang
Kronologi Penusukan Andik di Semarang Versi Pelaku: Dia Bilang Tak Paving Ndasmu
Salah seorang pelaku, Beni Ricky (25) menuturkan, korban semula meminta kepada Beni untuk menato tubuhnya.
Penulis: Rifqi Gozali | Editor: Daniel Ari Purnomo
"Makanya mereka berkumpul," kata dia.
Sebelumnya, Unit Resmob Satreskrim dan tim Inafis Polrestabes Semarang melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP) kasus penusukan yang terjadi di Jalan Bringin Raya, Ngaliyan, Kota Semarang, Jumat (21/8/2020).
Olah TKP kali ini dilakukan di dua tempat.
Pertama yakni di sebuah studi tato di mana korban dikeroyok oleh sejumlah pemuda.
Kemudian olah TKP juga dilakukan di sebuah minimarket tempat di mana korban melarikan diri yang terletak tidak jauh dari lokasi pertama.
"Bersama tim Inafis melakukan olah TKP lanjutan karena kami mendapatkan hasil dari analisa CCTV (Closed Circuit Television) yang bersangkutan sempat dilakukan pemukulan di depan minimarket," ujar Kanit Resmob Satreskrim Polrestabes Semarang, Iptu Reza Arif Hadafi, didampingi Kasubnit Opsnal, Aiptu Janadi.
Adanya rekaman CCTV yang terdapat di minimarket, lanjut Reza Arif, diketahui korban sempat dipukul oleh salah satu pelaku di depan minimarket hingga akhirnya tersungkur.
Diketahui, korban merupakan seorang pemuda warga Bangetayu, Genuk, Kota Semarang.
Meski telah mendapat perawatan di rumah sakit Permata Medika, korban akhirnya mengembuskan napas terakhir akibat luka tusuk di perut.
"Hasil autopsi, korban mengalami luka tusuk di perut dan kepalanya dipukul," lanjut Reza.
Diketahui, kasus penusukan ini terjadi pada 27 Juni 2020 malam.
Dari hasil penyelidikan polisi, korban dikeroyok di studio tato kemudian melarikan diri ke minimarket.
Pemburuan
Tim Resmob Polrestabes Semarang masih terus mengejar pelaku pengeroyokan dan penusukan yang terjadi di Bringin, Ngaliyan, Kota Semarang.
Diduga pelaku terdapat enam orang.