Ledakan 2 Bom Dahsyat di Filipina Tewaskan 11 Orang dan Lukai 40 Orang
Dua ledakan bom menewaskan sedikitnya 11 nyawa yang terdiri atas tentara dan warga sipil.
TRIBUNJATENG.COM, JOLO - Dua bom dahsyat mengguncang Kota Jolo, daerah Filipina selatan, Senin (24/8) siang.
Dua ledakan bom menewaskan sedikitnya 11 nyawa yang terdiri atas tentara dan warga sipil, meski telah dilakukan pengamanan ekstra ketat, menyusul ancaman serangan milisi yang berpihak pada ISIS.
Sebuah laporan awal menyebutkan bom pertama dipasang di sepeda motor yang diparkir, sebagaimana dilansir dari Associated Press.
Komandan Militer Regional, Letnan Jenderal Corleto Vinluan mengatakan, setidaknya lima tentara dan empat warga sipil tewas dalam ledakan pertama. Ledakan itu juga merusak sebuah toko makanan, sebuah toko komputer, dan dua truk tentara di Kota Jolo, Provinsi Sulu, Filipina.
"Itu adalah alat peledak improvisasi yang dibawa oleh kendaraan yang meledak saat tentara kami melakukan operasi," katanya, kepada wartawan.
Ledakan kedua terjadi berselang satu jam dari ledakan pertama. Ledakan kedua berasal dari bom bunuh diri yang dibawa oleh seorang wanita. Ledakan tersebut menewaskan pembawa bom bunuh diri dan seorang tentara. "Seorang tentara sedang memeriksa seseorang lalu ada ledakan lain," kata Vinluan.
Petugas setempat melaporkan penemuan bom ketiga, tetapi tidak meledak. Bom ketiga itu dilaporkan ditemukan di Pasar Jolo, dan langsung diisolasi oleh tentara dan polisi.
Pejabat militer dan polisi mengatakan, hampir 40 tentara, polisi, dan warga sipil terluka dalam serangan bom itu. Gambar yang dilihat oleh Associated Press menunjukkan tentara membawa seorang pria dari lokasi ledakan di dekat truk tentara, sementara korban ledakan lain tergeletak di jalan. Bangkai sepeda motor dan pecahan komponennya terlihat berceceran di jalan.
Pengeboman pertama dilakukan di dekat alun-alun kota dan Katedral Katolik Roma di provinsi yang mayoritas penduduknya Muslim. Tidak ada pihak yang mengklaim bertanggung jawab atas serangan tersebut. Namun pihak militer menyalahkan komandan kelompok Abu Sayyaf, Mundi Sawadjaan, atas pemboman tersebut.
Pejabat militer mengatakan pekan lalu bahwa Sawadjaan berencana melancarkan pemboman di Sulu dengan memanfaatkan dua wanita untuk membawa bom bunuh diri.
Militer Filipina telah melancarkan serangan selama berbulan-bulan terhadap kelompok Abu Sayyaf yang bersekutu dengan ISIS. Jumlah milisi kelompok tersebut diperkirakan telah menyusut menjadi beberapa ratus orang dalam beberapa tahun terakhir karena berbagai hal.
Bahkan seorang jajaran pimpinan kelompok tersebut, Abduljihad Susukan, menyerah kepada pihak berwenang dua pekan lalu setelah terluka dalam pertempuran.
Susukan didakwa atas penculikan dan pemenggalan para sandera, termasuk turis asing. Dia sekarang dalam tahanan polisi dan menghadapi berbagai tuduhan pembunuhan.
Pejabat militer mengatakan mereka tidak mengabaikan kemungkinan bahwa pemboman tersebut mungkin dilakukan sebagian sebagai pembalasan atas penahanan terhadap Susukan. (Kompas.com)