Telaga Dringo Surga Tersembunyi di Banjarnegara
Mengunjungi Dataran Tinggi Dieng yang berada di Banjarnegara dan Wonosobo, sebaiknya tidak sia-siakan kesempatan untuk datang ke Telaga Dringo
TRIBUNJATENG.COM, BANJARNEGARA - Mengunjungi Dataran Tinggi Dieng yang berada di Banjarnegara dan Wonosobo, sebaiknya tidak sia-siakan kesempatan untuk datang ke Telaga Dringo. Lokasinya berada di Desa Pekasiran, Kecamatan Batur, Kabupaten Banjarnegara.
Letak telaga yang dikelilingi perbukitan ini tampak masih alami dengan pepohonan rimbun menuju ke tempat wisata alam tersebut. Banyak pengunjung menyebut Telaga Dringo sebagai Ranukumbolonya Jawa Tengah. Karena tempatnya mirip dengan danau vulkanik di jalur pendakian Gunung Semeru.
Suasana telaga yang asri dengan bukit yang mengelilingnya, menawarkan keasrian alam serta sejuknya udara perbukitan. Wisata alam ini dikelola oleh Lembaga Masyarakat Desa Hutan (LMDH) Cemeti Alam Lestari yang berada di Desa Pekasiran, dinamai Wana Wisata Dringo berada di ketinggian kira-kira 2.222 mdpl.

Agus (21), relawan pengelola wisata, menuturkan bahwa wisata ini mulai dikelola pada tahun 2012. Namun baru ada retribusi mulai tahun 2016. "Pengunjung cukup membayar kebersihan Rp 5.000 per orang dan biaya parkir kendaraan Rp 2.000 per unit," kata Agus, Minggu (16/8/2020).
Bagi pengunjung yang ingin berkemah di lokasi seberang parkir ini juga bisa bayar Rp 10.000 per orang. Telaga Dringo buka 24 jam sehingga pengunjung dapat berkunjung sewaktu-waktu. Tiap hari ada sekitar 100 pengunjung. Jika akhir pekan bisa mencapai 200an warga berwisata ke sini.
Telaga Dringo dapat ditempuh dari pusat kota Banjarnegara selama 1,5 sampai 2 jam dengan jarak kurang lebih 50 Km. Telaga ini juga dapat ditempuh dari Kabupaten Batang yang berjarak 45 Km dari pusat kota dengan waktu tempuh 1,5 jam. Dari Kabupaten Batang, telaga ini dapat ditempuh dengan melewati Kecamatan Blado.
Di sepanjang jalan, pengunjung bisa menikmati pemandangan kebuh teh, hutan lindung yang asri, barisan bukit dan lembah, lahan pertanian, berbagai kedai kopi dan sejumlah objek wisata alam.

Jalan yang menanjak dan berbagai titik menjadi tantangan tersendiri. Jalan beraspal, beton sampai bebatuan siap menyambut pengunjung yang hendak mengunjungi surga tersembunyi. Namun setibanya di wisata ini, pengunjung akan merasakan indahnya pemandangan dan sejuknya udara khas pegunungan yang dapat menenangkan pikiran.
Dari lokasi parkir di kawasan ini, cukup jalan kaki 200an meter menju telaga Dringo. Jalan ini dibuat berbeda dengan jalur petani. Telaga Dringo memiliki kedalaman sampai 20an meter. Selain digunakan untuk tempat berswafoto dan berkemah, Telaga Dringo juga dapat dijadikan sebagai tempat untuk memancing.
Menurut Agus, dalam waktu dekat, akan ada perbaikan fasilitas, seperti pembangunan basecamp, gardu pandang dan toilet. Pengelola pun berharap agar pengunjung dapat menjaga kebersihan wisata.
Salah satu pengunjung dari Kabupaten Batang, Adib Ajuba (21), menuturkan bahwa perjalanan menuju Telaga Dringo cukup melelahkan. Namun sesampainya di telaga, ia merasakan keasrian alam dan heningnya hiruk pikuk kota. "Ini kedua kalinya saya kesini, lumayan capek tapi pas sampai sini kaya lupa sama perjalanannya. Benar-benar surga tersembunyi," kata Adib.
Adib berharap agar ada perbaikan jalan dan akses masuk wisata. Selain untuk kenyamanan pengunjung, akses yang mudah akan menambah kedatangan pengunjung sehingga banyak orang yang akan melihat surga indah yang tersembunyi. (Mahasiswa UIN Walisongo magang Jurnalistik Tribunjateng.com/Fuad Nashrullah, Laily Qodriyati)