Gempa Bumi

Benarkah Terjadi Gempa Bumi Sangat Besar dan Tsunami Tanggal 28 Agustus 2020? Ini Jawaban BMKG

Viral sebuah akun Facebook yang membuat status terkait gempa di Sumba Timur, NTT.

Editor: galih permadi
Tribun Lampung/Noval Andriansyah
Ilustrasi dampak gempa dan tsunami 

Berbeda dengan tsunami yang bisa diprediksi dengan melihat ukuran gelombang laut.

"Hingga saat ini, yang dapat diprediksi adalah potensi maksimum magnitudo dan dampak intensitasnya," ujar Rudy, Rabu (3/10/2018).

Rudy mengatakan, di beberapa wilayah sudah tersebar peralatan pemantau guncangan.

Sebab, semua wilayah sangat berpotensi mengalami gempa bumi.

Dengan adanya alat pemantau itu, bisa dilihat bagaimana pergerakan tanah.

"Kalau tsunami bisa dibuat alatnya. Tapi gempa kan bisa tiba-tiba," kata Rudy.

Menurut Rudy, saat ini yang terpenting adalah bagaimana memitigasi atau mengurangi risiko bencana.

Di sisi lain badan geologi terus berinovasi dengan teknologi canggih agar dapat mengantisipasi bencana sejak dini.

Selama belum bisa diramalkan kapan terjadi, yang bisa dilakukan saat ini salah satunya adalah adalah mendelineasi sumber gempa bumi.

Kemudian mengestimasi periode ulang gempa bumi.

Di Palu, kata Rudy, gempa bumi beberapa waktu lalu bukan pertama kalinya terjadi.

"Secara geologis kita di wilayah Palu ada namanya patahan sehingga saat terjadinya pergeseran patahan menyebabkan adanya energi yg mengguncangkan yang menyebabkan gempa dari kuat sampai sangat kuat di wilayah sekitarnya," kata Rudy.

Hal lain yang harus dilakukan yakni menentukan parameter tiap sumber gempa bumi dan menghitung potensi maksimal gempa.

Rudy mengatakan, Badan Geologi Kementerian ESDM selalu melakukan mitigasi bencana dengan memetakan daertah yang pernah terjadi tsunami dan gempa dalam sebuah peta kerawanan.

Halaman
123
Sumber: Kompas.com
  • Ikuti kami di
    KOMENTAR

    BERITA TERKINI

    © 2023 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved