Pilkada 2020

Abstain di Pilkada Solo, PKS: Sudah Sejak Awal Mencium Gelagat Munculnya Politik Dinasti

Ketua Badan Pemenangan Pemilu (Bapilu) DPD PKS Solo, Sugeng Riyanto mengungkapkan, sikap abstain pada Pilkada Kota Solo merupakan bentuk perlawanan PK

Penulis: Agus Iswadi | Editor: m nur huda
Istimewa
Ketua Badan Pemenangan Pemilu (Bapilu) DPD PKS Solo, Sugeng Riyanto (sisi tengah). 

TRIBUNJATENG.COM, SOLO - Ketua Badan Pemenangan Pemilu (Bapilu) DPD PKS Solo, Sugeng Riyanto mengungkapkan, sikap abstain pada Pilkada Kota Solo merupakan bentuk perlawanan PKS terhadap dinamika politik di Kota Bengawan.

Dia menjelaskan, sikap abstain itu muncul bukan tanpa alasan dan telah melewati proses yang sangat panjang.

Mulai dari penjaringan para kader dan konstituen di tingkat DPD PKS Kota Solo kemudian diteruskan ke tingkat DPW Jateng hingga DPP Pusat.

Kata Dandim Soal Perusakan Polsek Ciracas: Mungkin Kita Kerahkan Intelejen untuk Cari Info

PKS Abstain di Pilkada Solo: Ini Pembelajaran Demokrasi yang Terbajak

Polisi Sebut Gerombolan Perusak Polsek Ciracas Juga Serang Minimarket & Ruko

Sudah Jatuh Tertimpa Tangga, Harry Maguire Divonis 21 Bulan Penjara dan Dicoret dari Timnas Inggris

"PKS sudah sejak awal mencium gelagat tentang akan bangkitnya politik dinasti di Solo. Kedua juga secara vulgar dalam hal ini, kami menangkap ada pembelajaran politik tidak etis. Pada saat Presiden di Istana, memanggil Pak Purnomo. Apapun beliau itu presiden aktif, dan Pak Purnomo kandidat yang tersingkir (mendapatkan rekomendasi partai)," katanya saat dihubungi Tribunjateng.com, Sabtu (29/8/2020).

Dia menjelaskan, sebelum muncul pernyataan sikap abstain itu, PKS sudah berusaha optimal dengan menjalin komunikasi mulai dari level kota hingga pusat guna membentuk kolalisi baru.

"Kami sebagai Parpol dengan melihat fenomena itu, kami ingin melawannya secara prosedural. Namun sampai hari ini celah untuk membangun koalisi makin menyempit. Hingga menghantarkan kami untuk realistis dengan bersikap abstain. Tidak memilih satu di antara dua kandidat," terangnya.

Sugeng menilai, sikap abstain pada Pilkada Solo menjadi sebuah pembelajaran demokrasi.

"Sikap abstain itu bagian dari perlawanan warga penduduk Kota Solo dalam hal ini teman-teman yang terwadahi dalam PKS. Perlawanan atas demokrasi yang sudah menujukan arah yang melenceng, dan politik dinasti. Perlawanan kami dengan cara abstain," ucap Sugeng.

Dia menambahkan, sikap abstain itu berdasarkan komunikasi yang dibangun dari DPD Kota Solo dengan menyajikan perkembangan dinamika Pilkada Kota Solo.

"Kemarin kami menunggu sikap dari struktur yang lebih tinggi. DPW atau DPP. Ketika presiden partai memberikan lampu hijau semacam itu (sikap abstain), kita taat, kita dengarkan," imbuhnya.

Dia mengungkapkan, belum membahas secara teknis perwujudkan sikap abstain seperti apa yang akan dilakukan pada saat tahapan pemungutan dan perhitungan suara Pilkada Serentak Kota Solo 2020 mendatang.

"Itu kan baru lisan (sikap abstain). Kita akan formalkan terlebih dahulu. Artinya dalam bentuk rekomendasi resmi atau surat resmi. Nah dari situ kemudian kami baru menyampaikan kepada publik Solo. Apa yang menjadi sikap DPD PKS Kota Solo," pungkasnya. (Ais)

Sumber: Tribun Jateng
BERITATERKAIT
  • Ikuti kami di
    KOMENTAR

    BERITA TERKINI

    © 2023 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved