Berita Semarang
Lestarikan Adat Selo Songo, Warga Kabupaten Semarang Gelar Tradisi Jamasan di Gedongsongo
Puluhan warga dari berbagai dusun yang terletak tidak jauh dari kawasan wisata Gedong Songo memadati lokasi Candi 2, Sabtu (29/8/2020) pagi.
Penulis: M Nafiul Haris | Editor: m nur huda
TRIBUNJATENG.COM, UNGARAN - Puluhan warga dari berbagai dusun yang terletak tidak jauh dari kawasan wisata Gedong Songo memadati lokasi Candi 2, Sabtu (29/8/2020) pagi.
Mengenakan berbagai atribut pakaian adat warga yang berasal dari Dusun Darum, Krajan, dan Candi Kecamatan Bandungan, Kabupaten Semarang berkumpul dalam rangka 'Jamas Gedong Songo'.
Koordinator Jamas Gedong Songo Sarwan mengatakan kegiatan jamasan atau prosesi simbolis mensucikan candi tidak lain adalah upaya merawat tradisi adat warga yang tinggal di sekitaran objek wisata Candi Gedong Songo.
• Kata Dandim Soal Perusakan Polsek Ciracas: Mungkin Kita Kerahkan Intelejen untuk Cari Info
• Polisi Sebut Gerombolan Perusak Polsek Ciracas Juga Serang Minimarket & Ruko
• Cerita Warga saat Polsek Ciracas Dibakar, Dicegat Orang Bersenjata hingga Masuk Mako Kopassus
• Ini Kata Dandim Soal Polsek Ciracas Dibakar: Sementara Tidak Ada Keterlibatan Anggota TNI
"Selo sendiri berarti batu sedangkan songo maksudnya adalah angka sembilan. Jadi tradisi ini adalah simbolik penyatuan dari sembilan batu atau candi," terangnya kepada Tribunjateng.com, di Komplek Wisata Candi Gedong Songo, Kabupaten Semarang, Sabtu (29/8/2020)
Menurut Sarwan, ritual jamas sendiri menggunakan media air yang diambil dari beberapa sumber mata air tidak jauh dengan lokasi Gedong Songo.
Ia menambahkan, setiap tahun tradisi Jamas Gedong Songo rutin dilakukan masyarakat pada tanggal 9 Suro atau tahun ini jatuh 28 Agustus 2020.
"Lantaran pandemi Corona dan 9 Suro tahun ini tiba hari Jumat acara dialihkan hari ini. Meskipun demikian diharapkan tidak mengurangi sakralitas jamasan," katanya
Dikatakannya, kegiatan jamasan juga sebagai bentuk edukasi kepada masyarakat luas agar turut melestarikan serta merawat keberadaan Candi Gedong Songo tidak hanya secara fisik tetapi budaya, adat, dan tradisi.
Pihaknya menyatakan, acara tradisi Jamasan Gedong Songo sendiri telah dilakukan rutin kurun waktu tujuh tahun terakhir. Acara sendiri lanjutnya, diawali doa dipimpin tetua adat diakhiri dengan makan bersama.
"Jadi prosesi ritual ini mereka warga bawa bekal semampunya. Air dari beberapa sumber setelah didoakan disiram mengitari candi sisanya dibagikan warga. Terakhir kita makan bersama sesaji atau tumpeng," ujarnya (ris)