Berita Semarang
Vihara 2500 Jayanti Dipugar, Sarat Sejarah Tonggak Perkembangan Buddha di Indonesia
Vihara tersebut yakni Vihara 2500 Buddha Jayanti. Berlokasi di atas bukit Wungkal Kasap Pudakpayung Banyumanik Kota Semarang.
Penulis: iwan Arifianto | Editor: m nur huda
"Kami tahu bahwa di sini tempat yang sangat penting bagi umat buddha baru beberapa bulan ini.
Tentu sebagai umat buddha kami sangat gembira apalagi tempat ini dipugar lalu difungsikan seperti sediakala," terangnya kepada Tribunjateng.com.
Kendati bukan warga asli Pakintelan, Daryono mengetahui dulunya Vihara 2500 Buddha Jayanti saat mangkrak kayu bangunannya sempat dicuri.
Namun aksi pencurian tersebut terungkap dan pelakunya berhasil ditangkap polisi.
"Di Vihara ada juga patung Buddha dari Myanmar, patung tersebut saat ini sudah berada di Vihara Buddha Dipa di Pakintelan," tuturnya.
Pengasuh Vihara Buddha Dipa Pakintelan, Samanera Dhammatejo Wahyudi mengatakan, Vihara 2500 Buddha Jayanti diresmikan menjelang Tri Suci Waisak 1959.
Namun lantaran adanya dinamika di organisasi agama Buddha mulai Oktober 1964 Vihara 2500 Buddha Jayanti kosong ditinggalkan.
Bentuk Vihara saat ini tentu berbeda dengan yang ada pada waktu dahulu.
Waktu awal dibangun, bentuk bangunan memiliki luas 10 meter x 20 meter.
Sekarang tinggal seluas sekira 6 meter x 4 meter.
"Luas bangunan menyempit akibat tanah longsor, kini tinggal pondasi saja," bebernya.
Sebelumnya, vihara yang berada di atas bukit Wungkal Kasap berada di tengah sungai Kaligarang.
Bukit Wungkal Kasap dulunya terpisah dengan perbukitan di sekitarnya.
Lantaran faktor alam berupa tanah longsor, aliran sungai sudah tidak terbelah seperti saat ini dan bukit Wungkal Kasap menyatu dengan perbukitan di sisi utaranya.