Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Sains

Bagaimana Bulan Terbentuk? Simak Tiga Teori Berikut Ini

Hingga kini, asal usul Bulan, satelit satu-satunya Bumi masih menjadi misteri bagi para ilmuwan.

abc7chicago.com
Ilustrasi Bulan 

TRIBUNJATENG.COM - Hingga kini, asal usul Bulan, satelit satu-satunya Bumi masih menjadi misteri bagi para ilmuwan.

Terbentuknya Bulan menjadi pertanyaan yang banyak disampaikan orang yang masih penasaran dengan benda langit yang selalu memancar terang bercahaya di langit malam Bumi.

Planet terbentuk di Tata Surya diyakini terjadi setelah Matahari berputar-putar menjadi cahaya.

Sule Pernah Diusir dari Kontrakan, Untung Ada Bedu

Mahasiswa Kaya di Kampus Ini Diduga Bersaing Meniduri Mahasiswi Termiskin, Obrolannya Tersebar

Menteri Ida Fauziyah Pastikan BLT Batch III Untuk Karyawan Swasta Gaji di Bawah Rp 5 Juta Cair

Ini Bedanya Orang Mati Bunuh Diri dan Dibunuh Menurut Ahli Forensik

Butuh sedikitnya ratusan juta tahun lagi agar Bulan Bumi muncul.

Melansir Space.com, Selasa (15/9/2020), ada tiga teori terbentuknya bulan, di antaranya hipotesis benturan besar (giant impact hypothesis, co-formation theory dan teori tangkap).

1. Giant Impact Hypothesis

Hipotesis benturan atau tumbukan besar disebut sebagai teori yang berlaku dan diakui oleh komunitas ilmiah.

Hipotesis ini menyatakan bahwa bulan terbentuk ketika sebuah benda menabrak Bumi purba.

Seperti planet lain, Bumi terbentuk dari sisa awan debu dan gas yang mengorbit Matahari muda.

Awal Tata Surya adalah tempat yang penuh dengan kekerasan dan sejumlah benda yang tercipta tidak pernah benar-benar mencapai status sebagai planet sepenuhnya.

Salah satunya bisa saja menabrak Bumi tidak lama setelah planet muda terbentuk.

Dikenal sebagai Theia, berukuran sebesar Mars bertabrakan dengan Bumi, melemparkan potongan kerak planet muda yang menguap ke luar angkasa.

Gravitasi mengikat partikel-partikel yang terlontar bersama-sama, lalu menciptakan bulan yang terbesar di Tata Surya yang berkaitan dengan planet induknya, yakni Bumi.

Formasi semacam ini akan menjelaskan mengapa sebagian besar material bulan terdiri dari elemen yang lebih ringan, membuatnya tidak sepadat Bumi.

Di mana bahan yang membentuknya berasal dari kerak Bumi, sementara inti batuan planet tidak tersentuh.

Halaman
123
Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved