Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Parenting

Aman Gak Sih Bayi Pakai Kipas Angin Semalaman Buat Usir Hawa Panas?

Cuaca panas saat ini memang bisa membuat siapa saja jadi tak nyaman, terlebih anak bayi. Si Kecil pasti tidak bisa tidur dengan nyaman.

Penulis: Akhtur Gumilang | Editor: moh anhar
TRIBUN JATENG
Pemakaian kipas angin buat bayi, perhatikan arah hembusan angin, jarak, durasi waktu, dan kebersihannya. 

CUACA panas saat ini memang bisa membuat siapa saja jadi tak nyaman, terlebih anak bayi. Si Kecil pasti tidak bisa tidur dengan nyaman dan mudah rewel lantaran merasa kegerahan. Hal itulah yang membuat banyak orangtua memutuskan untuk memasang pendingin ruangan seperti AC atau kipas angin di kamar tidur bayi.

Namun, langkah berbeda justru diambil oleh Khusnul Khotimah. Ya, ibu satu anak ini memutuskan untuk tidak memakai kedua alat pendingin tersebut saat anaknya masih bayi dulu. Ima, panggilannya, hanya mengandalkan jendela rumah terbuka setengah saat menemani anaknya beristirahat.

Ima tak memakai alat apapun karena hawa di sekitar tempat tinggalnya rindang dan sejuk. Pekarangan di depan rumah Ima memang dipenuhi pepohonan, tanaman hias, dan bunga. Alhasil, Ima tak perlu lagi menggunakan AC, kipas angin, ataupun alat sejenisnya untuk anaknya yang bernama Syakira saat istirahat.

"Dulu pas Syakira masih bayi, saya hanya mengandalkan angin alami saja. Sebab, sempat beberapa kali pakai kipas angin, tapi besok harinya anak saya malah masuk angin. Ya memang sudah sejuk alami, jadi ga perlu ditambah kipas angin lagi," tutur warga Kecamatan Ungaran Timur, Kabupaten Semarang ini.

Ima bersyukur dari hobinya bercocok tanam bersama suami ini bisa membuat suasana rumah sejuk alami. Sampai sekarang pun, Ima jarang sekali memakai kipas angin di rumahnya, termasuk untuk anaknya yang kini telah berusia 4 tahun.

Ima hanya cukup membuka jendela rumah saja untuk menyejukan seisi rumah, meski di tengah cuaca panas menyengat saat ini. Namun yang ia kerap kali khawatirkan jika membuka jendela adalah saat malam hari.
"Kadang sering khawatir takut kemasukan maling. Soalnya, jendela rumah besar. Kalau terbuka, itu bisa muat buat masuk orang dewasa. Makanya, saya sama suami sering waspada juga di tengah malam," tutur perempuan berusia 28 tahun itu.

Berbeda dengan Ima, ibu lainnya yang bernama Dewi Rosiana memilih menggunakan kipas angin dinding bagi anak ketiganya saat masih bayi dulu. Hal itu mau tak mau harus dipilih Dewi karena kediamannya yang mudah terkontak sinar matahari langsung.

Maklum, Dewi kala itu memang tinggal di perumahan yang masih minim pepohonan. Alhasil, anaknya yang bernama Dalila saat masih bayi dulu tak luput tertiup kipas angin setiap tidur. Sebab, jika tak menyalakan kipas angin, anaknya yang kini berusia 7 tahun itu akan mengucurkan keringat cukup banyak.

"Pakai kipas angin saja, kalau siang-siang masih keringatan. Makanya dulu anak saya sering kena biang keringat merah-merah gitu. Kalau dinyalain terlalu kencang, anakku malah kena pilek," ucap perempuan berusia 38 tahun itu.

Dalila yang mudah kegerahan itu tak membuat Dewi harus mendekatkan kipas angin. Ia tetap menjaga jarak, minimal tiga meter antara anaknya dengan kipas angin dinding. Dewi memang mengupayakan supaya anaknya tak terpapar dekat dengan kipas angin.

"Ya, kalau terlalu dekat juga bahaya. Takutnya malah debu yang terhirup si kecil. Bisa-bisa nanti kena gangguan pernafasan. Untungnya, hingga Dalila besar tak ada gangguan pernafasan. Intinya, nyalakan kipas angin jangan setiap saat. Seperlunya saja ketika hawa sumuk. Kalau lagi musim hujan atau dingin, jangan dipaksakan pakai kipas angin. Dan ingat, sering-sering juga dibersihin biar debunya tidak menumpuk di mesin kipas angin," pungkas warga Boja, Kabupaten Kendal itu.

Sementara itu, dokter Domiko Widyanto SpA, mengatakan, pada dasarnya, suhu badan normal bayi lebih hangat daripada suhu badan orang dewasa. Orang dewasa umumnya memiliki suhu normal berkisar 36,9 derajat celcius. Sedangkan bayi rata-rata normalnya memiliki suhu dari 37,2 - 37,4 derajat lebih.

"Bayi bisa lebih tinggi suhunya karena sedang proses tumbuh kembang. Maka, sangat normal jika bayi saat dipegang terasa hangat," katanya.

Pemakaian AC pun tetap membuat bayi berkeringat karena pada dasarnya mereka memiliki suhu lebuh hangat. Maka, jangan terlalu cepat menyimpulkan bayi mengalami demam apabila saat dipegang terasa hangat. Atas dasar itu, penggunaan AC pada kamar si kecil tak jadi masalah.

Namun, berbeda sifat dengan kipas. Jika AC dapat mendinginkan ruangan. Sedangkan, kipas bersifat memindahkan suhu panas dengan hembusan angin yang keluar dari pergerakan bolang-baling. Di antara kedua alat itu, sebenarnya lebih direkomendasikan penggunaan pendingin ruangan atau AC.

Sumber: Tribun Jateng
Halaman 1 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved