Berita Internasional

Pengunjuk Rasa Tantang Raja Thailand, Pasang Plakat: Negara Milik Rakyat Bukan Milik Raja

Para pengunjuk rasa di Thailand menantang monarki Raja Thailand Maha Vajiralongkorn dengan menempel plakat di lapangan sebelah Istana Kerajaan di Bang

Editor: m nur huda
REUTERS/CHALINEE THIRASUPA
Para pengunjuk rasa pro-demokrasi melakukan salam tiga jari ketika mereka menghadiri demonstrasi untuk menuntut pemerintah mundur, membubarkan parlemen dan mengadakan pemilihan baru di bawah konstitusi yang direvisi, di kampus Rangsit Universitas Thammasat di luar Bangkok, Thailand Agustus 10, 2020. 

TRIBUNJATENG.COM, BANGKOK – Para pengunjuk rasa di Thailand menantang monarki Raja Thailand Maha Vajiralongkorn dengan menempel plakat di lapangan sebelah Istana Kerajaan di Bangkok.

Plakat yang ditempel pada Minggu (20/9/2020) tersebut menyatakan bahwa Thailand adalah milik rakyat, bukan milik Raja Thailand.

Aksi unjuk rasa yang tumbuh sejak Juli tersebut telah mematahkan tabu lama bahwa mengkritik monarki adalah sebuah larangan sebagaimana dilansir dari Reuters.

Kronologi Lengkap Postingan Bikin Geger karena Ingin Sebar Virus Corona di Jerakah Semarang

Hasil Lengkap dan Klasemen Liga Spanyol, Villareal Puncaki Klasemen di Pekan Kedua

Teror KKB Papua Meningkat Jelang Sidang Umum PBB, Keluarkan Ancaman Penerbangan Personel TNI

Arief Poyuono Terlempar dari Waketum Partai Gerindra, Ini Jawaban Sekjen Ahmad Muzani

Para pengunjuk rasa juga menuntut pengunduran diri Perdana Menteri Thailand Prayuth Chan-ocha, menuntut konstitusi baru, dan menuntut pemilihan baru.

Plakat itu disemen di daerah yang dikenal sebagai Sanam Luang, alias Lapangan Kerajaan, tak lama setelah matahari terbit.

"Di tempat ini rakyat telah menyatakan keinginan mereka: bahwa negara ini adalah milik rakyat dan bukan milik raja karena mereka telah menipu kita,” bunyi plakat tersebut.

Ini foto-foto selir Raja Thailand Sineenat Wongvajirapakdi yang buat situs kerajaan Thailand Down.
Ini foto-foto selir Raja Thailand Sineenat Wongvajirapakdi yang buat situs kerajaan Thailand Down. (AFP)

Pihak Istana Kerajaan belum bisa dihubungi untuk dimintai komentar.

Juru Bicara Pemerintah Thailand Anucha Burapachaisri mengatakan polisi tidak akan menggunakan kekerasan terhadap pengunjuk rasa dan terserah mereka untuk menentukan dan menuntut setiap pidato ilegal.

Polisi tidak segera bisa dihubungi untuk dimintai komentar.

Dalam aksi unjuk rasa yang berlangsung pada Minggu tersebut, puluhan ribu pengunjuk rasa bersorak menyerukan reformasi monarki serta pencopotan Prayuth sebagai Perdana Menteri Thailand.

“Bangsa ini bukan milik satu orang selain kita semua. Ganyang feodalisme, panjang umur rakyat,” teriak salah satu pemimpin unjuk rasa, Parit Chiwarak, dalam upacara pemasangan plakat.

Polisi menahan diri dari aksi unjuk rasa dan tidak berusaha untuk campur tangan.

Para pengunjuk rasa mengatakan mereka akan berjalan dari tempat upacara pada pukul 08.00 waktu setempat.

Lese Majeste

Halaman
1234
Sumber: Kompas.com
BERITATERKAIT
  • Ikuti kami di
    KOMENTAR

    BERITA TERKINI

    berita POPULER

    © 2023 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved