Pilkada Pekalongan
Ratusan Mantan Pengurus & Sesepuh Golkar Pindah Dukungan dari Fadia ke Petahana Pilkada Pekalongan
Ratusan mantan pengurus dan sesepuh partai Golkar Kabupaten Pekalongan, ramai-ramai pindah dukungan pasangan calon bupati dan wakil bupati Pekalongan
Penulis: Indra Dwi Purnomo | Editor: galih permadi
TRIBUNJATENG.COM, KAJEN - Ratusan mantan pengurus dan sesepuh partai Golkar Kabupaten Pekalongan, ramai-ramai pindah dukungan pasangan calon bupati dan wakil bupati Pekalongan dalam Pilkada 2020.
Semestinya, mantan dan sesepuh Golkar mendukung keputusan DPP Golkar yang menyalonkan Fadia Arafiq yang menjabat sebagai Ketua DPD Golkar Pekalongan berpasangan dengan Riswadi, Ketua DPC PDI P Pekalongan.
Namun, mereka justru mendukung ke petahana yaitu Asip Kholbihi dan Sumarwati.
• Viral Penjual Online Roti Pisang Rugi Banyak karena Pembeli Salah Tulis 1/2 Jadi 12
• Kisah Mbah Waryono Sampai ke Telinga Walikota Semarang, Hendi: Luar Biasa
• Innalillahi Wa Innailaihi Rojiun, 3 Tewas Kecelakaan Innova Vs Truk di Tol, Asal Tegal & Pekalongan
• Anggota DPRD Bojonegoro dan Istri Rebutan Mobil Berakhir Laporan KDRT ke Polisi
Ratusan orang ini melakukan deklarasi di aula warung makan Tirta Alam yang berada di Kecamatan Karanganyar, Rabu (23/9/2020).
Wadah dukungan itu mereka beri nama Kuning Pasti.
Penggagas wadah ini adalah mantan wakil ketua DPD Golkar Kabupaten Pekalongan 2000-2015, Pekalongan Shofyan Waluyo.
Shofyan mengatakan, dukungan itu bukan tanpa dasar.
Deklarasi Kuning Pasti merupakan dorongan dari para sesepuh dan dukungan dari pengurus struktural Golkar untuk bertekad mendukung Asip Kholbihi- Sumarwati.
"Kami menilai, Fadia Arafiq sebagai Ketua DPD tidak pamit dan melibatkan sesepuh partai dalam konsolidasi pencalonannya pada pilkada tahun ini," kata Shofyan kepada Tribunjateng.com.
Tak hanya itu, menurut Shofyan, sejak kepemimpinan Fadia sebagai Ketua Partai, Golkar terpuruk.
"Fadia kurang cakap memimpin partai.
Selama ini kami tidak diurusi.
Kami lebih memilih merapat ke Asip-Sumarwati," ujarnya.
Pihaknya mengungkapkan, ada sekitar 150 orang hadir dalam deklarasi Kuning Pasti.
Mereka yakni pengurus struktural Golkar, mantan pengurus partai golkar yang dihabisi oleh Fadia, kemudian para pengurus PK (Kecamatan) dan desa.
"Biarkan secara struktural gerbong dikendarai Fadia.
Tapi kami penumpang akan eksodus memberikan dukungan pada pasti untuk memenangkan pilkada Asip Kholbihi-sumarwati di 2020-2025," ungkapnya.
Kemudian, saat disinggung apakah sudah dipikirkan dengan konsekuensi yang harus dijalani dengan keputusan memberikan dukungan ke Petahana, pihaknya justru mempertanyakan konsekuensi yang seperti apa.
"Selama ini kita tidak diurusin. Jadi kenapa kita harus berpikir konsekuensi."
"Kalau selama ini ada konsolidasi, pembinaan barang kali kita masih pikir-pikir," tuturnya.
Terpisah, Sekjen DPD Partai Golkar Kabupaten Pekalongan, Ruben mengatakan, bahwa deklarasi dukungan itu bersifat pribadi atau di luar struktural partai.
Ia menyebut, pengurus struktural tidak akan melakukan itu.
"Sampai hari ini, Golkar masih solid sampai ke tingkat desa.
Kalau mengatasnamakan sesepuh atau mantan pengurus, kami tidak masalah," katanya saat dihubungi Tribunjateng.com.
Ruben mengungkapkan, tidak ada pemberitahuan kepada partai terkait kegiatan itu.
Namun dirinya sempat mendengar akan ada deklarasi itu.
"Saya telah mengecek dan memastikan tidak ada pengurus partai aktif yang terlibat."
"Jika nanti kami mendapati ada yang terlibat, sesuai AD/ART partai nanti kami tindak lanjuti. Yang terlbat bisa kena PAW (Penggantian Antar Waktu)," ungkapnya. (Dro)
• Truk Rem Blong Tabrak Warung Makan di Solo, Sri Mulyani Bersyukur Maut Hanya Lewat Tak Ambil 7 Nyawa
• BREAKING NEWS: Hendi-Ita Resmi Calon Tunggal Pilwakot Semarang 2020
• Ramalan Zodiak Cinta Besok Kamis 24 September 2020, Cancer Saling Menghargai Adalah Kunci
• Viral Odading Mang Oleh, di Jateng Disebut Bolang-Baling, Ini Cerita Penjual di Peterongan Semarang