Berita Rembang
Siti Rizqiyah Putri Dwi Ani : Dengan Ilmu Sejarah Generasi Muda Rembang Tahu Perjuangan RA Kartini
Menanggapi hal ini, politisi muda asal Rembang Siti Rizqiyah Putri Dwi Ani sangat tidak setuju bila memang benar pelajaran sejarah akan dihapuskan.
Penulis: Catur waskito Edy | Editor: Catur waskito Edy
TRIBUNJATENG.COM, REMBANG -- Meski Kemendikbud membantah akan ada penghapusan pelajaran sejarah di tingkat SMA. Namun, isu dan wacana itu telah menjadi perdebatan publik baik di media sosial hingga ada gerakan menentang rencana tersebut oleh guru-guru sejarah di Indonesia.
Menanggapi hal ini, politisi muda asal Rembang Siti Rizqiyah Putri Dwi Ani sangat tidak setuju bila memang benar pelajaran sejarah akan dihapuskan.
Politisi yang kebetulan membidangi tentang pendidikan, kesehatan di Komisi IV DPRD Kabupaten Rembang ini mengingatkan betapa pentingnya ilmu sejarah bagi pendidikan di Indonesia.
"Bagaimana cara generasi muda Rembang bisa tahu asal usul kota Rembang dan bagaimana bisa tahu perjuangan RA Kartini bagi pendidikan di Indonesia ini, bila tidak ada lagi ilmu sejarah," politisi Partai Persatuan Pembangunan ini.
Maka dirinya berharap penghapusan atau hanya dijadikan pelajaran pilihan itu hanya wacana dan benar-benar tidak terjadi.
"Sejarah adalah sangat penting karena generasi penerus bangsa harus tahu bagaimana negara tercinta ini terbentuk dan didirikan oleh founding father kita," ujarnya.
Mahasiswi S2 Pendidikan IPA di Unnes dan S2 Hukum di Untag Semarang berharap pemerintah khususnya instansi terkait mengkaji ulang wacana penghapusan ilmu sejarah dalam mata pelajaran sekolah kita.
Karena Ilmu Sejarah meskipun peristiwa yang terjadi di masa lalu, tapi Ilmu Sejarah juga mempelajari konteks yang sangat luas, mencakup aspek politik, budaya, ekonomi, agama, dan sosial.
"Belajar Ilmu Sejarah berarti memahami bagaimana sesuatu berubah dari waktu ke waktu, mempelajari pola dan nilai yang terkandung di dalamnya. Ilmu Sejarah lebih dari sekedar menghafal nama-nama tokoh terkenal dan tanggal-tanggal penting dunia," tambahnya.
Tanggapan Nadiem Makarim
Menanggapi isu yang beredar terkait penghapusan mata pelajaran Sejarah di penyederhanaan kurikulum, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan ( Mendikbud) Nadiem Makarim menegaskan bahwa mata pelajaran Sejarah tidak akan dihapus dari kurikulum nasional.
Nadiem juga mengatakan penyederhanaan kurikulum tidak akan dilakukan sampai tahun 2022.
"Saya Mendikbud Nadiem Makarim. Saya ingin mengklarifikasi beberapa hal. Karena saya terkejut dengan bertanya ke cepat informasi tidak benar mengenai isu mapel sejarah," paparnya dalam keterangan video yang diunggah di laman Instagram resmi @kemdikbud.ri dan @nadiemmakarim.
"Saya ingin mengucapkan sekali lagi bahwa tidak ada sama sekali kebijakan regulasi atau perencanaan penghapusan mata pelajaran sejarah kurikulum nasional."
Nadiem menjelaskan, isu tersebut beredar karena ada presentasi internal yang keluar ke masyarakat dengan salah satu permutasi penyederhanaan kurikulum.