Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

TMMD Brebes

Inilah Saka Pengantin di Jembatan KA Kali Belang Galuh Timur Tonjong Brebes

Jembatan Kali Belang, masih digunakan hingga detik ini dan disebut jalur hulu, yaitu untuk kereta api dari arah Cirebon menuju Purwokerto.

Editor: abduh imanulhaq
IST
Jembatan Kereta Api Kali Belang atau Jembatan Cinta, yaitu bangunan arsitektur peninggalan penjajah Belanda sepanjang 100 meter dengan ketinggian 50 meter dari dasar Kali Belang. 

TRIBUNJATENG.COM, BREBES – Publikasi TMMD Reguler Kodim 0713 Brebes terus mencoba mengangkat potensi-potensi wisata di desa sasarannya, Desa Kalinusu, Kecamatan Bumiayu.

Kemudian desa sekitarnya, yaitu Desa Galuh Timur, Kecamatan Tonjong, Kabupaten Brebes, Jawa Tengah.

Di Desa Galuh Timur ini terdapat beberapa potensi wisata sejarah dan purbakala yang belum begitu tergali dan dikenal publik.

Salah satu bangunan sejarah yang coba disajikan ke medsos adalah Jembatan Kereta Api Kali Belang atau Jembatan Cinta, yaitu bangunan arsitektur peninggalan penjajah Belanda sepanjang 100 meter dengan ketinggian 50 meter dari dasar Kali Belang.

Jembatan ini memiliki 22 tiang/saka penyangga yang sangat kokoh hingga sekarang yang berbentuk seperti tangga.

Dibangun mulai tahun 1890-1914, dengan dilengkapi 10 buah tempat persinggahan/pengaman orang dari besi, saat ada kereta api yang lewat.

Yang unik juga dari jembatan ini adalah adanya Saka Pengantin, yaitu tiang kembar penyangga jembatan yang berada tepat di tengah-tengah jembatan.

Hanya berdempetan dengan jarak 25 centimeter sehingga jembatan tersebut tidak sepenuhnya terhubung sepanjang 100 meter.

Dijelaskan Sertu Ali Mahfur, Babinsa setempat dari Koramil 08 Bumiayu, yang merupakan Ketua Pokdarwis Kampoeng Purba Galuh Timur, bangunan yang ada di tanah kelahirannya itu berbeda dengan jembatan-jembatan kereta api lainnya di Indonesia.

“Arsitektur Belanda sengaja tidak menyatukan Saka Pengantin untuk meminimalkan guncangan dari gerak maju kereta api yang lewat agar jembatan awet. Langkah itu terbukti karena jembatan ini masih kokoh hingga saat ini,” terangnya, Jumat (18/9/2020).

Jembatan Kali Belang masih digunakan hingga detik ini dan disebut jalur hulu, yaitu untuk kereta api dari arah Cirebon menuju Purwokerto.

“Pada tahun 2010, tepat di sebelahnya telah dibangun jembatan kereta api baru oleh PT. KAI, untuk kelancaran arus kereta api dari arah Purwokerto menuju Cirebon. Jembatan ini sebagai jalur hilir,” imbuhnya.

Di bawah jembatan juga dibangun jembatan kayu selebar 1 meter sekitar tahun 1927 yang disebut Jembatan Krapyak.

Jembatan ini digunakan oleh para pejalan kaki warga setempat dan sekitarnya untuk berbagai aktivitas, termasuk anak-anak sekolah.

Yang juga menjadi potensi adalah karena berada di ketinggian tersebut maka jembatan ini memiliki pemandangan yang sangat bagus dari atas.

Halaman 1 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Komentar

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved