Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

FORUM GURU

Penguatan Karakter dalam Pembelajaran Daring

Pendidikan yang menyenangkan merupakan gerakan benar-benar yang dilaksanakan semua guru dan insan yang peduli pendidikan

Penulis: - | Editor: moh anhar
TRIBUN JATENG
Forum Guru Tribun Jateng 30/09/2020 

Penulis: Nanang Qosim, SPdI MPd, Guru PAI dan Budi Pekerti SMAN 15 Semarang

PENDIDIKAN yang menyenangkan dan harmonis menjadi harapan seluruh rakyat Indonesia untuk saat ini dan yang akan datang. Pendidikan yang menyenangkan bukan sebatas angan-angan tanpa gerakan, tapi benar-benar gerakan yang digerakkan semua guru dan insan yang peduli pada pendidikan di Indonesia.

Sejatinya, pendidikan yang menyenangkan untuk para peserta didik adalah dalam rangka untuk menumbuhkan potensi agar orang beriman, bertaqwa, berakhlak mulia, cinta terhadap kebaikan untuk bangsa cerdas dan bermartabat. Alhasil, pendidikan yang diselenggarakan bangsa kita saat ini, bukan hanya untuk menghasilkan manusia yang cerdas secara pikiran (intelektual) namun juga untuk menghasilkan manusia yang berkarakter sebagai wujud amanat dari Pancasila dan Pembukaan UUD 1945. 

Tantangan Daring

Dalam konteks situasi sekarang ini, khususnya di era pandemi Covid-19, jelas menjadi tantangan tersendiri bagi pelaku pendidikan untuk mencapai tujuan yang dimaksud. Sebab situasi ini merambah segala aspek kehidupan, termasuk pendidikan.

Berbagai macam upaya pemerintah telah dilakukan mulai dari social distancing sampai diberlakukannya Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) untuk mencegah penularan. Situasi demikian bukanlah penghalang terlaksananya proses pembelajaran. Salah satu jalannya dengan mengganti pembelajaran tatap muka di luar jaringan (luring) menjadi pembelajaran dalam jaringan (daring) dengan seperangkat fasilitas yang tersedia.

Pemanfaatan media daring bisa menjadi solusi alternatif agar kegiatan pembelajaran tetap berlangsung, sehingga perlu dirancang lebih fleksibel dengan waktu yang telah disepakati bersama oleh guru, orang tua, maupun siswa. Pelaksanaan pembelajaran daring lebih fleksibel dan menyenangkan.

Pendidik dapat berinovasi dalam mendesain muatan materi ajarnya agar tetap mencakup aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik. Tujuannya agar terwujud generasi yang memiliki kecakapan sikap dan perilaku secara intelektual dan berkarakter sesuai dengan nilai-nilai moral.

Menurut Thomas Lickona, hal tersebut diperlukan agar anak mampu memahami, merasakan, dan mengerjakan nilai-nilai kebaikan. Pendidikan karakter bukan sekadar mengajarkan mana yang benar dan mana yang salah, tetapi bagaimana menumbuhkan kebiasaan baik agar anak mampu bersikap dan bertindak berdasarkan nilai-nilai yang telah menjadi kepribadiannya termasuk dalam tindakan ekonomi.

Kebiasaan baik ini dilakukan secara berkelanjutan dan diwariskan kepada generasi berikutnya sehingga dapat menjadi model pendidikan karakter dimanapun mereka berada. Misalnya, pribadi yang terbiasa dengan kebersihan akan terus berupaya menjaga dan menciptakan lingkungan yang bersih dengan penuh kesadaran, tak perlu menunggu momen (misalnya lomba lingkungan bersih).

Pribadi yang terbiasa jujur dalam berekonomi akan selalu berupaya mewujudkan tindakan ekonomi yang jujur, misalnya pedagang yang jujur akan selalu berusaha menjual barang dagangannya dengan prinsip kejujuran. Barang yang bagus dikatakan bagus, barang yang jelek dikatakan jelek karena prinsip yang dibangun adalah kepuasan yang dilandasi kejujuran dan kemaslahatan bersama, bukan kepuasan individu yang profit oriented.

Agar lebih menarik metode pembelajaran daring yang digunakan dirancang untuk melatih siswa agar mempraktekkan secara nyata dalam kehidupannya. Peran guru dalam merancang strategi pembelajarannya lebih banyak mengangkat materi yang dikaitkan dengan aktivitas-aktivitas ekonomi dalam kehidupan siswa secara nyata dengan pendekatan saintifik (scientific approach) berbasis TPACK (Technological Pedagogical and Content Knowledge). Dengan pendekatan ini, pembelajaran daring lebih menarik dan menyenangkan karena dapat langsung diaplikasikan dalam kehidupan sehari hari.

Muatan pendidikan karakter tercermin dalam materi yang telah didesain oleh guru. Dalam konteks pembelajaran daring, karakter yang dikembangkan bersumber dari nilai agama, Pancasila, dan budaya, misalnya religius, jujur, toleransi, disiplin, kerja keras, kreatif, rasa ingin tahu, cinta tanah air, komunikatif, peduli lingkungan, peduli sosial, tanggung jawab, dan lainnya. Hal ini sebagai implementasi dari capaian kompetensi inti (spiritual dan sikap sosial).

Karakter tersebut dapat diwujudkan untuk mencapai kecakapan hidup (life skill) anak agar lebih mandiri dan bertanggungjawab. Internalisasi karakter dalam pembelajaran dapat optimal jika ada contoh (model).

Peran Orang Tua

Halaman
12
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved