Berita Internasional
Sang Penguasa Kuwait yang Langka Itu Sheikh Sabah Meninggal, Dunia Arab Berkabung 3 Hari
Emir Kuwait Sheikh Sabah Al Ahmad Al Sabah, yang mendapatkan reputasi sebagai diplomat berpengalaman dan penguasa langka meninggal dunia dalam usia 9
Mohammed Abdul-Salam, juru bicara Houthi, mengatakan pemberontak menghargai dukungannya terhadap upaya untuk mengakhiri konflik lima tahun yang brutal di negara itu.
Di Lebanon, di mana mendiang pemimpin Kuwait memainkan peran kunci dalam mencoba mengakhiri perang saudara yang menghancurkan negara itu pada tahun 1975-90 kemudian membantu rekonstruksi, para politisi menyampaikan belasungkawa.
"Dengan kematian Sheikh Sabah, Lebanon telah kehilangan seorang saudara laki-laki hebat yang mendukung Lebanon selama keadaan sulit selama beberapa tahun terakhir ini," kata pernyataan dari Presiden Lebanon Michel Aoun.
Duta Besar AS untuk Kuwait Alina Romanowski menyebut Sheikh Sabah sebagai pemimpin populer dan teman khusus AS.
Kedutaan Besar AS di Kuwait mengatakan dia mengabdikan hidupnya untuk perdamaian dan stabilitas regional.
Dari Inggris, Perdana Menteri Boris Johnson mengatakan Sheikh Sabah "memberikan kontribusi pribadi untuk stabilitas regional dan bantuan kemanusiaan yang akan diingat lama."
“Saya sangat berharap ikatan panjang dan dalam yang mempersatukan negara kita akan terus berlanjut,” tambahnya.
Sebuah pernyataan yang dikeluarkan dari Presiden Mesir Abdel Fattah el-Sissi mengungkapkan kesedihan yang luar biasa atas kematian Syekh Sabah, mengingat sikap persaudaraan yang lama dari emir terhadap Mesir.
Perdana Menteri Pakistan Imran Khan mengatakan dia sangat berduka atas kematiannya.
Pengadilan kerajaan Yordania mengumumkan masa berkabung nasional selama 40 hari.
Raja Abdullah II berduka atas kehilangan seorang saudara yang hebat dan pemimpin yang bijak yang mencintai Jordania.
Di Irak, tetangga utara Kuwait, Perdana Menteri Mustafa al-Kadhimi memuji upaya Sheikh Sabah menuju perdamaian dan stabilitas regional.
Dia mengingatnya sebagai salah satu pemimpin pertama yang mendukung upaya pembangunan negara Irak setelah invasi pimpinan AS tahun 2003 yang menggulingkan rezim Saddam Hussein, kemudian memerangi kelompok ISIS.
Diplomat veteran PBB Lakhdar Brahimi menggambarkan dukungan Sheikh Sabah untuk dialog di saat krisis,.
Dia mengutip hubungan persahabatan saat ini antara Kuwait dan Irak sebagai bukti dari kebijaksanaan dan pandangan jauh almarhum emir tiga dekade setelah Perang Teluk.