Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Twitter Killer, Pembunuh dan Pemutilasi 9 Orang Yang Hasut Korban Melalui Media Sosial

Pengacara pelaku mengatakan korban sudah berniat bunuh diri dan memberikan persetujuan untuk dibunuh

STR/JIJI PRESS/AFP
Takahiro Shiraishi (tengah) terdakwa pembunuhan 9 orang yang dijuluki Twitter Killer, menutupi wajahnya saat dibawa ke pengadilan dari kantor polisi Tokyo, Jepang, 1 November 2017. 

TRIBUNJATENG.COM - Seorang pria Jepang dijuluki "Twitter Killer" karena menghasut korbannya di media sosial.

Di pengadilan pada Rabu (30/9/2020) ia mengaku telah membunuh 9 orang, lapor media lokal yang dikutip AFP.

Namun pengacara pelaku bernama Takahiro Shiraishi (29) itu mengatakan, dakwaan harus dikurangi karena para korban - yang sudah berniat bunuh diri - memberikan persetujuan untuk dibunuh.

Shiraishi juga didakwa memutilasi korbannya dan menyimpan bagian-bagian tubuh korban di kulkas.

Ia tidak membantah 9 dakwaan pembunuhan, dengan berkata itu "semua benar", lapor NHK.

Dia juga menghadapi tuduhan pemerkosaan, menurut laporan-laporan media setempat.

Shiraishi dituduh memakai Twitter untuk menghubungi korban berusia 15-26 tahun yang mengunggah niatan bunuh diri mereka secara online.

Ia memberitahu korban dia dapat membantu menjalankan rencana bunuh dirinya, atau bahkan ikut mati bersama mereka.

Jika terbukti melakukan pembunuhan, Shiraishi akan dihukum mati yang dilakukan dengan cara digantung di Jepang.

Namun pengacaranya ingin dakwaan terhadap kliennya diringankan menjadi "pembunuhan dengan persetujuan", yang berujung hukuman penjara antara 6 bulan hingga 7 tahun.

Dalam wawancara dengan harian Mainichi Shimbun, Shiraishi mengatakan dia tidak sepakat dengan pengacaranya dan akan memberitahu jaksa bahwa dia "membunuh tanpa persetujuan".

"Ada luka memar di belakang kepala korban, artinya tidak ada persetujuan dan saya lakukan agar mereka tidak melawan," katanya dalam komentar yang dipublikasikan Rabu (30/9/2020).

Shiraishi telah ditahan 3 tahun lalu oleh polisi yang menyelidiki hilangnya seorang wanita berusia 23 tahun, yang dilaporkan menulis di Twitter tentang niatan bunuh diri.

Setelah dia hilang, kakak laki-lakinya mendapat akses ke akun Twitter-nya dan melihat ada sesuatu yang mencurigakan.

Polisi kemudian menggerebek rumah Shiraishi di pagi hari Halloween 2017.

Sumber: Kompas.com
Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved