Berita Internasional
PM Armenia Tuding Turki Dalang Pertempuran Lawan Azerbaijan, Nyatakan Perang Lawan Teroris
Perdana Menteri Armenia Nikol Pashinyan menuding, Turki adalah dalang perang melawan Azerbaijan di kawasan Nagorno-Karabakh.
TRIBUNJATENG.COM, YEREVAN - Perdana Menteri Armenia Nikol Pashinyan menuding, Turki adalah dalang perang melawan Azerbaijan di kawasan Nagorno-Karabakh.
Dalam wawancaranya dengan AFP, Pashinyan mengatakan selama 15 tahun terakhir, pemerintah negara tetangga memang menyulutkan ketegangan.
Tetapi, justru dukungan Turki terhadap Azerbaijan yang membuat perang melawan Armenia berkecamuk di Nagorno-Karabakh, selama dua pekan terakhir.
• Reaksi Fadli Zon Soal Aksi Najwa Shihab Dilaporkan Polisi hingga Kritik Pengamat Soal Wawancara
• Profil Eddie Van Halen Gitaris Rock Legendaris yang Meninggal, Ahli Teknik Gitar Tapping 2 Tangan
• Twitter Sembunyikan Twit Trump karena Dianggap Menyesatkan Soal Bahaya Covid-19
• Subsidi Upah Tahap 5 Cair Hari Ini Untuk 618.588 Karyawan, Cek Rekening Anda
"Tanpa partisipasi aktif dari Turki, peperangan ini jelas tidak akan terjadi," kata Pashinyan di istana negara, seperti dilansir Rabu (7/10/2020).
Denan suara berat dan intonasi yang dalam, PM sejak 2018 itu menuding Baku sudah menggelar aksi teror melawan orang yang hendak memperjuangkan kebebasan.
Dia menekankan, konflik di Karabakh bukanlah eskalasi terbaru memperebutkan wilayah yang secara internasional diakui adalah bagian Azerbaijan.
Menurut Pashinyan, konflik terbaru ini merupakan bukti "masuknya kelompok teroris dari Timur Tengah", dan menyatakan pasukannya menggelar operasi kontra-terorisme.
Ankara dituding sudah mengerahkan tentara bayaran ke zona konflik, di mana Presiden Perancis Emmanuel Macron menyebut mereka sudah kelewatan.
Apalagi, Presiden Suriah Bashar al-Assad dalam wawancara dengan media Rusia RIA membenarkan ada milisi dari negaranya yang tiba di Karabakh.
Yerevan juga menuduh militer Turki sudah terlibat secara langsung, di mana jet tempur F-16 dilaporkan menembak jatuh peawat mereka.
Sejauh ini, Ankara sudah membantah tudingan tersebut dengan Yerevan sendiri tidak memberikan bukti mengenai klaim yang mereka ajukan.
"Kebijakan genosida Armenia"
PM Nikol Pashinyan melanjutkan, keterlibatan Ankara di Nagorno-Karabakh dia anggap merupakan bagian dari kebijakan untuk "membumihanguskan bangsanya".
"Turki memutuskan kembali ke Kaukasus Selatan dengan tujuan melakukan genosida terhadap rakyat kami," jelas PM berusia 45 tahun itu.
Pada Perang Dunia I, lebih dari 1,5 juta etnis Armenia tewas karena perbuatan Ottoman, dengan 30 negara sepakat menyebutnya pembunuhan massal.