Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Berita Blora

Di Balik Kisah Jati Tua Denok di Hutan Blora: Putri Gumeng Tolak Lamaran Raja

Sementara keliling batangnya mencapai sekitar 6,5 meter. Begitulah perwujudan pohon jati yang dinamai Jati Denok di Hutan Blora

Penulis: Rifqi Gozali | Editor: galih permadi

Akhirnya Citro Wati datang dan menolak lamaran baik dari Begede Katong maupun Jonggrang Prayungan.

Karena merasa ditolak, Begede Katong marah dan mendatangkan angin ribut untuk menghancurkan negara Purwo Carito.

Akibatnya negara Purwo carito luluh lantak rata dengan tanah.

Begede Katong tidak putus asa, dia tetap melamar Citro wati walapun cintanya ditolak.

Singkat cerita, saat melamar sang perempuan pujaan dia sampai di Gunung Serangkang, Begede Katong bertemu dengan musuhnya, Jonggrang Prayungan.

Di sini keduanya saling berperang lagi. Keduanya berupaya membunuh satu sama lain.

Pertengkaran hebat itu mengakibatkan barang bawaan untuk melamar dari Begede Katong berserakan.

Di antara barang bawaan yang digunakan untuk melamar adalah tempat upeti atau bokor kencono yang terlempar sampai ke Kedung Bokor atau sekarang Desa Pengkol, Banjarejo.

Kemudian barang bawaan lain berupa sirih terlempar sampai ke Desa Banyuurip yang kini disebut wilayah Suruhan, lantas untuk gemblong yang teriris-iris terlempar di Desa Temetes dinamakan Tiris, air tapenya menetes di Desa Temetes dinamakan banyu Tes.

Citro Wati tetap tidak mau menerima lamaran Begede Katong. Walaupun ditolak cintanya, Begede Katong tidak mau kembali ke negaranya.

Perjuangan berdarah yang dilakukan oleh dua penguasa itu semakin membuat Jonggrang Prayungan kian penasaran akan kecantikan Citro Wati akhirnya memanjat pohon jati.

Karena kesaktiannya pohon jati tersebut tidak kuat menahan beban Jonggrang sehingga menyebabkan pohon tersebut tertekan ke bawah.

Bagian pangkal batang pohon membesar yang sekarang di kenal dengan nama Jati Denok.

Cerita akan adanya Putri Gumeng yang hendak dilamar raja itu dibenarkan oleh seorang pemuda warga Desa Jatisari, Dwi Utomo.

Cerita tersebut sesuai dengan apa yang sampai saat ini dipercaya oleh warga Jatisari.

Sumber: Tribun Jateng
Halaman 3 dari 4
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved