Berita Semarang
Yayasan ABITA Resmi Dideklarasikan, Tanamkan Nasionalisme Sejak Dini
Rasa nasionalisme harus ditanamkan sejak dini, karena para generasi muda yang menjadi tampuk kepemimpinan masa depan.
Penulis: m zaenal arifin | Editor: sujarwo
TRIBUNJATENG.COM, SEMARANG - Rasa nasionalisme harus ditanamkan sejak dini, karena para generasi muda inilah yang menjadi tampuk kepemimpinan masa depan.
Menggelorakan gerakan cinta terhadap bangsa dan negara juga harus disampaikan dengan cara yang luwes (tidak kaku) supaya mudah diterima berbagai kalangan masyarakat.
Hal itu disampaikan Ketua Umum Yayasan Aku Bangga Indonesia Tanah Airku (ABITA), Hari Wuljanto, usai deklarasi Yayasan ABITA di Hotel Candi Indah Kota Semarang, Selasa (27/10/2020) malam.
"Pendekatan kita dengan kesenian dan kebudayaan, seperti kita membuat lomba ngevlog nyanyi lagu kebangsaan, nyanyi nembang Jawa atau nembang dengan lagu dolanan, lomba menulis kekayaan alam Indonesia. Lewat lagu-lagu tersebut bisa menumbuhkan rasa nasionalisme," katanya, dalam rilisnya.
Hari menegaskan, Yayasan ABITA fokus pada sosialisasi, pemahaman, pengamalan wawasan kebangsaan, bela negara, menumbuhkan semangat nasionalisme dan berkomitmen bahwa NKRI (Negara Kesatuan Republik Indonesia) harga mati.
Adapun sasarannya adalah masyarakat umum, utamanya para generasi muda, seperti pelajar mulai dari PAUD, TK, SD, SMP, SMA/SMK hingga mahasiswa.
"Segmentasi tidak terpaku pada pelajar saja. Intinya program kita menyesuaikan segmentasinya, namun yang diutamakan pelajar dan pemuda. Karena mereka inilah generasi penerus bangsa ini," ujarnya.
Hari menambahkan, setelah resmi dilaunching, pihaknya akan melakukan road show ke sekolah-sekolah, kampus, komunitas-komunitas untuk membentuk ABITA. Rencananya, ABITA akan dibentuk di tingkat Provinsi, Kabupaten/Kota hingga luar negeri.
Sementara itu, Pendiri sekaligus Pembina Yayasan ABITA, Budiyanto menegaskan, munculnya Yayasan ABITA berawal dari keprihatinan terhadap kondisi bangsa Indonesia yang terkikis oleh budaya luar. Selain itu persoalan politik yang kerap melibatkan pelajar.
"Yayasan ABITA ini merupakan gerakan yang mempertegas pentingnya menjaga budaya sendiri, menjaga semangat nasionalisme dan patriotisme masyarakat, utamanya di kalangan pelajar," ucapnya.
Ketua DPP IKA Unnes itu melanjutkan, penanaman karakter nasionalis dapat dilakukan dengan memberikan makna terhadap kegiatan ekstrakurikuler sekolah.
Dicontohkan, hal itu dapat dilakukan dengan upacara bendera yang rutin, unit kesehatan sekolah (UKS), siswa diajarkan bahwa tolong-menolong sebagai manifestasi pengamalan Pancasila.
"Hormat bendera, menghargai perbedaan, tolong menolong ini merupakan manivestasi nilai-nilai Pancasila," tuturnya.
Menyoroti tentang akhlak (Karakter), dirinya menyebut hal itu sebagai kekhasan yang harus ditekankan dalam mendidik anak.
"Banyak orang yang pintar, tapi dengan kepintarannya tidak menjamin memiliki akhlak yang terpuji. Padahal akhlak yang mulia itulah karakter bangsa, kita berharap generasi kita menjadi anak yang pintar dan benar," ungkapnya. (*)