Berita Internasional

Iran Desak Presiden AS Terpilih Cabut Sanksi dan Gabung Lagi dengan Kesepakatan Nuklir

Menteri Luar Negeri Iran Mohammad Javad Zarif mengatakan, Iran akan sepenuhnya melanjutkan kesepakatan nuklir 2015, jika Presiden terpilih AS Joe Bide

Editor: m nur huda
AFP via GETTY IMAGES
Presiden terpilih Amerika Serikat Joe Biden 

TRIBUNJATENG.COM - Menteri Luar Negeri Iran Mohammad Javad Zarif mengatakan, Iran akan sepenuhnya melanjutkan kesepakatan nuklir 2015, jika Presiden terpilih AS Joe Biden mencabut sanksi terhadap Teheran.

Menurut Zarif, pencabutan sanksi terhadap Iran dapat dilakukan dengan cepat melalui tiga perintah eksekutif Presiden AS.

Mengutip Al Jazeera, Biden berjanji untuk bergabung kembali dengan perjanjian nuklir 2015, yang disetujui oleh enam kekuatan dunia.

Baca juga: Belum Dapat Subsidi Gaji Gelombang 2? Bisa Lapor via WA 08119303305 Atau Aplikasi Sisnaker

Baca juga: Kejadian Aneh 7 Gerbong Jalan Sendiri Tanpa Lokomotif di Stasiun Malang, Ini Kronologinya

Baca juga: Seusai Tes Swab Antigen, Lurah Petamburan Setyanto Positif Covid-19

Baca juga: Respons Polri Diancam FPI Tetap Gelar Reuni 212 Jika Ada Kerumunan di Pilkada

Kesepakatan nuklir tersebut juga dikenal sebagai P5+1.

Tetapi, para diplomat sekaligus analis mengatakan, pencabutan sanksi nuklir tak mungkin terjadi dalam semalam.

Zarif tak menuntut kompensasi apa pun dari Amerika Serikat, tak seperti Presiden Hassan Rouhani yang menuntut imbalan "atas kerusakan yang diderita Teheran di bawah sanksi AS".

Secara implisit, Zarif berpendapat, Washington harus membayar kembali atas pendapatan minyak yang hilang.

"Jika Biden bersedia memenuhi komitmen AS, kami juga dapat segera kembali ke kesepakatan penuh kami dalam perjanjian dan negosiasi dimungkinkan dalam kerangka P5+1," ungkap Zarif dala, wawancara yang diunggah situs web Iran, Rabu (18/11/2020).

"Kami siap membahas bagaimana AS dapat bergabung kembali dengan kesepakatan nuklir," kata Zarif.

"Situasi akan membaik dalam beberapa bulan ke depan. Biden dapat mencabut semua sanksi dengan tiga perintah eksekutif," jelas Zarif.

Dalam kesepakatan dengan AS dan kekuatan dunia lainnya, Iran setuju untuk menghentikan program nuklirnya dengan imbalan pencabutan sanksi.

Iran dilaporkan mulai melanggar kesepakatan nuklir, setelah Presiden AS ke-45 Donald Trump menarik diri pada 2018 dan memperbarui sanksi sepihak terhadap Teheran.

“Ini tidak membutuhkan negosiasi atau kondisi dan itu layak dilakukan," kata Zarif.

Pengayaan Uranium

Halaman
12
Sumber: Tribunnews.com
BERITATERKAIT
  • Ikuti kami di
    KOMENTAR

    BERITA TERKINI

    berita POPULER

    © 2023 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved