Berita Blora
Ungker Kuliner Ekstrem di Blora yang Banyak Diburu, Berani Coba?
Mereka menawarkan dagangan berupa kepompong ulat jati atau ungker. Kepompong berwarna cokelat pekat sangat terkenal di Blora untuk dikonsumsi.
Penulis: Rifqi Gozali | Editor: galih permadi
Pengendara yang melintas dari luar kota tidak sedikit sejenak berhenti untuk membeli kepompong ulat jati.
"Yang beli tidak hanya dari Blora, tapi dari luar kota yang melintas banyak yang beli, misal dari Surabaya," ujar Sundari.
Untuk menikmati ungker, kata Sundari, paling tepat dioseng dengan bumbu rempah-rempah.
Cara masak tersebut sudah sangat masyhur di Blora.
"Memang biasanya dioseng," kata dia.
Selain Sundari, penjaja ungker lainnya yakni Patmi (50). Kaum hawa di desanya memang banyak yang berburu ungker.
Apalagi saat ladang maupun sawah sudah selesai masa tanam, mereka akan berbondong-bondong masuk ke hutan mencari tambahan peruntungan.
"Soalnya hasilnya lumayan," katanya.
Dalam sehari rata-rata para pemburu ungker bisa membawa pulang uang sekitar Rp 100 ribu.
Kalaupun ungker yang dijajakan tidak habis terjual, bisa dikonsumsi sendiri.
"Bisa buat tambah pendapatan, kalau tidak habis ya dimasak sendiri," ujar Patmi.
Selain mereka yang telah terbiasa mengonsumsi ungker, banyak pula yang penasaran untuk menikmati kuliner olahan dari kepompong ulat jati tersebut.
Satu di antaranya adalah Farida (23).
Gadis asal Pati ini sengaja berhenti untuk sekadar membeli ungker hanya karena penasaran akan kelezatannya.
"Penasaran karena aku ngga pernah makan.