JNE
Dekayu, Berawal Dari Ide Manfaatkan Limbah Kayu
Melihat limbah kayu berupa potongan-potongan yang banyak dihasilkan oleh para pengrajin ide Nia muncul untuk membuat lampu kayu.
TRIBUNJATENG.COM, YOGYAKARTA – Yaniar Fernanda mengawali bisnisnya pada tahun 2017.
Berbekal semangat dan keinginan berwirausaha, Nia panggilan akrabnya memilih kerajinan kayu sebagai usaha rintisan.
Melihat limbah kayu berupa potongan-potongan yang banyak dihasilkan oleh para pengrajin, ide Nia muncul untuk membuat lampu kayu.
Bukan lampu kayu biasa namun lampu kayu custom ini dapat dipesan sesuai keinginan atau desain dari pembeli.
Seiring permintaan pasar dan pelanggan Dekayu yang semakin kompleks, Nia kemudian mengembangkan produk kayu menjadi produk inovasi yang dapat digunakan untuk keperluan sehari-hari.
Ia kemudian mulai menggerakkan perajinnya yang berada di Wonosari, Gunungkidul, Yogyakarta untuk memproduksi piring, gelas, sendok, garpu maupun perabotan rumah dari kayu.
Gayung bersambut, produk baru Dekayu direspon positif oleh komunitas fotografi.
Mereka memanfaatkan produk-produk tersebut sebagai properti foto.
Sejak saat itu Dekayu mengalami peningkatan pesanan yang signifikan.
Bahkan saat pandemi seperti ini jumlah pengiriman paket per hari dari Dekayu stabil antara 80-100 paket.
Timnya mulai disibukkan dengan pengemasan dan pengiriman ke ekspedisi. Nia merasa sangat terbantu dengan adanya fasilitas penjemputan paket dari JNE.
Setidaknya waktu dan tenaga karyawan yang tadinya harus bolak-balik ke ekspedisi dapat dialihkan untuk membantu pekerjaan lainnya.
Jika pesanan meningkat tajam seperti saat lebaran Nia bisa memesan penjemputan lebih dari sekali dalam satu hari.
Setelah bergabung sebagai member JLC, Nia juga merasa diuntungkan dengan adanya poin setiap melakukan transaksi di JNE.
“Kadang kita ga sempat cek jumlahnya tahu-tahu dapat gift balik dari poin yang ditukarkan dengan hadiah pilihan,” kata Nia.