Khotbah Jumat
Khotbah Jumat Singkat Dusta dan Bahayanya
Berikut khotbah jumat singkat dengan tema Dusta dan Bahayanyayang ditulis oleh KH Drs Mustaghfiri Asror melalui YPKPI Masjid Raya Baiturrahman.
Penulis: Muhammad Khoiru Anas | Editor: abduh imanulhaq
Mewujudkan kondisi masyarakat yang tiada dusta di antara kita adalah kebutuhan kita bersama, baik pejabat atau rakyat, kyai maupun santri, penguasa maupun pengusaha tanpa terkecuali.
Seluruhnya berkewajiban menjauhi sifat dan sikap dusta atau bohong.
Mengapa dusta harus kita jauhi dan jujur harus kita tegakkan?
Rasulullah SAW sebagai orang paling jujur sepanjang masa, telah menjelaskan dengan sabdanya yang artinya.
"Seharusnya kalian bersifat jujur, sebab jujur itu menunjukkan kepada kebaikan, dan kebaikan itu menghantarkan ke surga.
Selama seseorang terus-menerus memelihara sifat jujur, maka ia dicatat oleh Allah SWT sebagai orang yang lurus.
Jauhilah sifat dusta, karena dusta itu membawa kepada kejahatan, dan kejahatan itu menghantarkan ke neraka
Selama seseorang itu berbuat dusta, maka Allah akan mencatatnya sebagai orang yang pembohong." (HR. Bukhari).
Kemudian, di mana letak bahayanya dusta bagi kita umat manusia dari mukmin dan mukminat?
Dari sudut akidah, bila seorang mukmin sudah berani dusta, maka martabat kemukminannya itu hilang, berganti dengan predikat munafik, na’udzu billah.
Hal ini sebagaimana sabda Rasulullah SAW:
"Ciri-ciri orang munafik itu ada 3 (tiga)yaitu, bila berkata dusta, bila berjanji mengingkari, dan bila diberi amanat menghianati." (HR Syaikhan).
Predikat mukmin adalah predikat yang sungguh sangat mulia, tetapi seorang mukmin jika berani dusta atau bohong, maka predikat kemukminannya itu hilang diganti dengan predikat munafik.
Padahal orang munafik sangat jelas ditegaskan oleh Allah SWT melalui firman-Nya dalam Surat An Nisa’ 4 : 145 yang berbunyi:
إِنَّ الْمُنَافِقِينَ فِي الدَّرْكِ الْأَسْفَلِ مِنَ النَّارِ وَلَنْ تَجِدَ لَهُمْ نَصِيرًا