Rocky Gerung Komentari Bahasa Tubuh Jokowi Saat Bicara Tewasnya 6 Laksar FPI dan 4 Warga Sigi
Pengamat Rocky Gerung menanggapi pernyataan Presiden Joko Widodo soal tewasnya e6 laksar Front Pembela Islam (FPI) Rizieq Shihab.
Penulis: Ardianti WS | Editor: abduh imanulhaq
TRIBUNJATENG.COM- Pengamat Rocky Gerung menanggapi pernyataan Presiden Joko Widodo soal tewasnya 6 laskar Front Pembela Islam (FPI) Rizieq Shihab dan empat warga Sigi, Sulawesi Tengah.
Sebelumnya, 6 laskar FPI tewas pada 7 Desember dan 4 warga sihi tewas dalam teror yang terjadi pada 27 Oktober.
Atas peristiwa tersebut, Jokowi menegaskan, Indonesia merupakan negara hukum.
Untuk itu, lanjutnya, hukum harus ditegakkan di Tanah Air.
Rocky Gerung menilai presiden Jokowi kurang serius memberikan tanggapan.
"Beliau kurang menunjukkan rasa berwibawa, beliau hanya memberi ucapan standar bahwa pemerintah bertanggungjawab, saya lhita bahasa tubuh beliau begitu," ujarnya.
Rocky Gerung menegaskan jika bahasa tubuh presiden mencari aman.
"Kalau ucapannya hukum harus ditegakkan dan sebagainya itu standar betul reaksinya. Saya bukan masuk dalam masalahnya tetapi hanya mengamati bahasa tubuh beliau yang saya pertanggungjawabkan secara akademis," ucap Rocky Gerung.
Rocky Gerung menilai ada kesan Presiden Jokowi bahwa kasus FPI, Rizieq Shihab dan Sigi tidak terlalu penting untuk dibahas.
"Jadi terlihat kemampuan Presiden untuk menghayati satu peristiwa itu kurang. Dia mungkin tidak paham kalau masalah ini bisa membelah bangsa," kata Rocky Gerung.
Rocky menyatakan, intensi Jokowi terhadap kasus ini belum terlihat di hadapan masyarakat.
"Problem ini melekat dalam kekuasaan, apalagi Presiden Jokowi sepertinya tak mampu mengatasi keadaan. Publik sebetulnya menunggu Jokowi mengucapkan sesuatu yang bijak," beber Rocky.
Rocky Gerung menilai, sosok Jokowi hadir sebagai presiden namun tak hadir secara etis sebagai kepala negara.
"Kadang kala ekspektasi kita memang tinggi, kita ingin dunia internasional menonton atau membaca sesuatu yang cukup bermutu. Jadi soal ini, Presiden Jokowi terganggu secara psikis dan mau ditekan dengan reaksinya," kata Rocky Gerung.
Rocky Gerung mengatakan publik menunggu presiden Jokowi mengucapkan sesuatu bahwa yang menunjukkan bahaya dari kasus ini.