Penanganan Corona
Anggota Komisi E DPRD Jateng Dukung Rencana Ganjar Pranowo Beli GeNose Buatan UGM
Terkait rencana ini, anggota Komisi E (Bidang Kesejahteraan Rakyat) Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Provinsi Jawa Tengah menyambut rencana itu.
Penulis: mamdukh adi priyanto | Editor: Daniel Ari Purnomo
TRIBUNJATENG.COM,SEMARANG - GeNose, alat pendeteksi Covid-19 besutan para ahli dari Universitas Gadjah Mada (UGM) telah mendapatkan izin dari Kementerian Kesehatan (Kemenkes).
Alat yang terbilang murah ini bisa digunakan dalam proses tracing, testing dan treatment Covid-19. Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo pun meminati untuk menggunakannya.
Ia pun memerintahkan Dinas Kesehatan Provinsi Jateng untuk memesan alat yang kinerjanya berbasis sampel embusan napas itu.
Terkait rencana ini, anggota Komisi E (Bidang Kesejahteraan Rakyat) Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Provinsi Jawa Tengah menyambut baik rencana tersebut.
Ada progress terkait perkembangan teknologi peralatan yang digunakan untuk penanganan virus corona.
"Perkembangan teknologi memang sangat pesat termasuk uji Covid-19, termasuk GeNose C19 tersebut," kata anggota Komisi E DPRD Jateng, Umar Utoyo, Minggu (3/1/2021).
Wakil rakyat dari Fraksi Gerindra ini menjelaskan pada tahap awal penerapan GeNose C19 akan difungsikan sebagai alat screening Covid-19.
"Alat ini lebih cepat dari Rapid Test.
Lebih simpel," ucap pria yang juga berprofesi sebagai dokter ini.
Pemesanan GeNose, lanjutnya, memang harus dilakukan karena kasus Covid-19 di Jateng bisa dikatakan tertinggi di Indonesia.
Dengan begitu, diharapkan tindakan penanganan bisa lebih cepat.
"Tapi tetap saja pemerintah harus edukasi dan sosialisasi protokol kesehatan yang ditingkatkan untuk pencegahan Covid-19," kata legislator dari daerah pemilihan Brebes, Tegal, Kota Tegal ini.
Meskipun demikian, orang dengan uji Genose positif dan ada keluhan atau gejala maka tetap harus Swab PCR untuk diagnosa pasti Covid-19.
Terkait anggaran pembeliaan alat tersebut, Ketua DPC Gerindra Brebes ini menuturkan tidak ada masalah, lantaran saat pandemi ini anggaran untuk penanganan lebih fleksibel.
(mam)