Berita Internasional

Mantan Pengawal Kim Il Sung Ungkap Masa Kecil Kim Jong Un: Anak yang Kesepian

Mantan pengawal bernama Lee Young Guk tersebut menceritakan bahwa nyawa Kim Il Sung beserta keluarganya adalah prioritas yang paling penting.

Kompas.com/Istimewa
Lee Young Guk.(ABC News/Mirror) 

TRIBUNJATENG.COM – Pria yang sempat menjadi pengawal Kim Il Sung, mantan pemimpin Korea Utara sekaligus ayah Kim Jong Un, berbagi kisah mengenai pengalamannya menjalani perannya.

Mantan pengawal bernama Lee Young Guk tersebut menceritakan bahwa nyawa Kim Il Sung beserta keluarganya adalah prioritas yang paling penting.

Maka dari itu, pelatihan dan persiapan pasukan pengawal keluarga Kim mutlak diperlukan untuk menjaga keluarga penguasa Korea Utara itu.

Baca juga: Beda Sikap dengan Terawan, Menkes Budi Gunadi Berani Temui dan Jawab Pertanyaan Najwa Shihab

Baca juga: Baru 21 Tahun Pangkat Sudah Kolonel, RY TNI Gadungan Tertunduk Malu di Depan 2 Wanita yang Ditipunya

Baca juga: Tidak Ada Unsur Pidana, Tiga Penjual Kasur Spring Bed Dilepaskan

Baca juga: Begini Penampakan Mobil Chacha Sherly Eks Trio Macan Ringsek Kecelakaan Beruntun di Tol Ungaran

"Yang paling penting adalah keahlian menembak. Bang, bang,” kata Lee sambil menggunakan tangannya menirukan aksi menembakkan pistol.

Lee bertugas sebagaia anggota pasukan keamanan untuk Kim Jong Il dari 1978 hingga 1988.

Beberapa tahun kemudian, Kim Jong Il mengambil alih kepemimpinan dari Kim Il Sung, pendiri Korea Utara sekaligus pemimpin pertama Korea Utara.

Karier Lee langsung menanjak. Setelah itu, lalu dia menjadi penasihat militer sejak 1988 hingga 1991.

"Kim (Jong Il) senang melihat kami menembak dan melakukan seni bela diri," kata Lee sebagaimana dilansir dari Newsweek.

"Saya bisa memecahkan 11 batu bata, begitulah saya mendapat bekas luka ini," tambahnya sambil menunjuk ke telapak tangan kanannya.

Lee berbagi cerita mengenai pengalamannya tersebut dalam film dokumenter garapan National Geographic mendatang berjudul North Korea: Inside the Mind of a Dictator.

 
Newsweek mendapatkan rekaman wawancara Lee yang dilakukan pada Juli 2020 tersebut. Film dokumenter itu sendiri akan ditayangkan pada 18 Januari.

Lee mengatakan bahwa dia sempat berupaya melarikan diri pada 1990-an. Namun, aksinya tersebut berujung kegagalan. Lee lantas dipenjara dan disiksa.

Akhirnya, Lee berhasil kabur dari Korea Utara sekitar tahun 2000 dan berhasil sampai ke Korea Selatan.

Di Korea Selatan, dia masih merasa tidak aman dan mengkhawatirkan nyawanya hingga akhirnya dia pergi pada 2016 ke Kanada.

Halaman
12
Sumber: Kompas.com
BERITATERKAIT
  • Ikuti kami di
    KOMENTAR

    BERITA TERKINI

    © 2023 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved